Jumat, 02 November 2012

manajemen Pendidikan


Manajemen Pendidikan 1
Manajemen Pendidikan menurut Syarif (1976 :7) : segala usaha bersama untuk mendayagunakan sumber-sumber (personil maupun materiil) secara efektif dan efisien untuk menunjang tercapainya pendidikan.

Manajemen Pendidikan menurut Sutisna (1979:2-3) : Manajemen pendidikan adalah keseluruhan (proses) yang membuat sumber-sumber personil dan materiil sesuai yang tersedia dan efektif bagi tercapainya tujuan-tujuan bersama. Ia mengerjakan fungsi-fungsinya dengan jalan mempengaruhi perbuatan orang-orang. Proses ini meliputi perencanaan, organisasi, koordinasi, pengawasan, penyelenggaraan dan pelayanan dari segala sessuatu mengenai urusan sekolah yang langsung berhubungan dengan pendidikan seklah seperti kurikulum, guru, murid, metode-metode, alat-alat pelajaran, dan bimbingan. Juga soal-soal tentang tanah dan bangunan sekolah, perlengkapan, pembekalan, dan pembiayaan yang diperlukan penyelenggaraan pendidikan termasuk didalamnya.

Manajemen Pendidikan menurut Djam’an Satori, (1980: 4). Manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.

Manajemen Pendidikan menurut Made Pidarta, (1988:4). Manajemen Pendidikan diartikan sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya.

Manajemen Pendidikan menurut Biro Perencanaan Depdikbud, (1993:4). Manajemen pendidikan ialah proses perencanaan, peng-organisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan, mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri, serta bertanggung jawab kemasyarakat dan kebangsaan.

Manajemen Pendidikan menurut Soebagio Atmodiwirio. (2000:23). Manajemen pendidikan dapat didefinisikan sebagi proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.

Manajemen Pendidikan menurut Engkoswara (2001:2). Manajemen pendidikan ialah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana menata sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktif dan bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta di dalam mencapai tujuan yang disepakati bersama.

Manajemen Pendidikan menurut Hadari Nawawi (1981 : 11) : Manajemen pendidikan, adalah rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan pendidikan, secara berencana dan sistematis yang diselenggarakan di lingkungan tertentu, terutama lembaga pendidikan formal.

Manajemen Pendidikan menurut W. Haris mendefinisikan Manajemen pendidikan sebagai suatu proses pengintegrasian segala usaha pendayagunaan sumber-sumber personalia dan material sebagai usaha untuk meningkatkan secara efektif pengembangan kualitas manusia.

Manajemen Pendidikan menurut Purwanto dan Djojopranoto (1981:14) : Manajemen pendidikan merupakan suatu usaha bersama yang dilakukan untuk mendayagunakan semua sumber daya baik manusia, uang, bahan dan peralatan serta metode untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

Manajemen Pendidikan menurut Stephen J. Knezeich Manajemen pendidikan merupakan sekumpulan fungsi-fungsi organisasi yang memiliki tujuan utama untuk menjamin efisiensi dan efektivitas pelayanan pendidikan, sebagaimana pelaksanaan kebijakan melalui perencanaan, pengambilan keputusan, perilaku kepemimpinan, penyiapan alokasi sumber daya, stimulus dan koordinasi personil, dan iklim organisasi yang kondusif, serta menentukan perubahan esensial fasilitas untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dan masyarakat di masa depan.

Manajemen Pendidikan menurut Daryanto (1998:8) : Manajemen pendidikan adalah suatu cara bekerja dengan orang-orang, dalam rangka usaha mencapai tujuan pendidikan yang efektif.

Manajemen Pendidikan menurut Dasuqi dan Somantri (1992:10) mengemukakan Manajemen pendidikan adalah upaya menerapkan kaidah-kaidah Manajemen dalam bidang pendidikan.

Manajemen Pendidikan menurut Sagala (2005:27) : Manajemen pendidikan adalah penerapan ilmu Manajemen dalam dunia pendidikan atau sebagai penerapan Manajemen dalam pembinaan, pengembangan, dan pengendalian usaha dan praktek-praktek pendidikan. Manajemen pendidikan adalah aplikasi prinsip, konsep dan teori manajemen dalam aktivitas pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

Manajemen Pendidikan menurut Gaffar : manajemen pendidikan mengandung arti sebagai suatu proses kerja sama yang sistematis, sistemik, dan komprehensif dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Manajemen pendidikan juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik tujuan jangka pendek, menengah, maupun tujuan jangka panjang (Mulyasa, 2002: 19).

Manajemen Pendidikan menurut Menurut H. A. R. Tilaar (2001:4) manajemen pendidikan adalah suatu kegiatan yang mengimplementasikan perencanaan atau rencana pendidikan

BAB I
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP
MANAJEMEN PENDIDIKAN
A. PENGERTIAN
Manajemen Pendidikan merupakan suatu cabang ilmu yang usianya relatif masih
muda sehingga tidaklah aneh apabila banyak yang belum mengenal. Istilah lama yang
sering digunakan adalah ’administrasi’. Di UNY dahulu terdapat dua jurusan yang
namanya menggunakan istilah “administrasi” yaitu Jurusan Administrasi Perkantoran
yangbernaung di bawah Fakultas Ilmu Sosial (FIS) dan Jurusan Administrasi Perkantoran
Pendidikan yang merupakan salah satu jurusan di Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP). Bagi
orang-orang yang belum tahu betul keadaan dan missi kedua jurusan tersebut
menganggap bahwa kedua jurusan itu sama, dan sering keliru menyebut atau keliru
masuk. Sejak tahun 2005, jurusan Administrasi Pendidikan di FIP berubah nama menjadi
Manajemen Pendidikan. Dalam membicarakan batasan dan ruang lingkup Manajemen
Pendidikan, akan makin jelas beda antara kedua jurusan ini.
Mengapa kedua istilah tersebut dikacaukan? Sebetulnya pengertian kedua istilah
tersebut tidak sama persis. Istilah administrasi lebih cenderung menunjuk pada pekerjaan
tulis menulis. Sebagai contoh, ”Ongkos administrasi penguruan surat keterangan adalah
sepuluh ribu rupiah”. Dalam kalimat tersebut pengertian administrasi sudah jelas, yaitu
biaya mengerjakan membuat surat keterangan. Berbeda dengan administrasi, istilah
manajemen lebih cenderung pada suatu pekerjaan yang dilakukan oleh pimpinan, jadi
lebih menunjuk pada kegiatan sebuah organisasi.
Bagi sebuah organisasi, manajemen merupakan kunci sukses, karena sangat
menentukan kelancaran kinerja organisasi yang bersangkutan. Keluhan - keluhan yang
sering dikeluarkan oleh sementara orang yang mendapatkan layanan dari kinerja
organisasi antara lain sebagai berikut.
“Urusannya lambat karena manajemennya buruk”.
“Agar usahanya dapat maksimal, manajemennya diperbaiki dulu”.
”Koperasi X itu kacau karena mismanagement”, artinya salah urus.
Tiga contoh pernyataan tersebut menunjuk pada penyebab kesalahan yang terletak pada
manajemen. Makna yang terkandung dalam contoh di atas memandang “manajemen”
sebagai satu hal yang lingkupnya lebih luas dibandingkan dengan arti “administrasi”
dalam kalimat : “Ongkos administrasi penguruan surat keterangan adalah sepuluh ribu
rupiah”“. Maksud dari kata ’administrasi’ dalam kalimat ini adalah layanan, yang
merupakan aktualisasi dari manajemen,
Dengan sedikit penjelasan di atas telah diketahui perbandingan ruang lingkup
manajemen yang disebut dengan “luas” dan “sempit”. Manajemen dalam arti luas,
menunjuk pada rangkaian kegiatan, dari perencanaan akan dilaksanakannya kegiatan
Manajemen Pendidikan 2
sampai penilaiannya. Manajemen dalam arti sempit, terbatas pada inti kegiatan nyata,
mengatur atau mengelola kelancaran kegiatannya, mengatur kecekatan personil yang
melaksanakan, pengaturan sarana pendukung, pengaturan dana, dan lain-lain, tetapi
masih terkait dengan kegiatan nyata yang sedang berlangsung.
Untuk memperjelas pengertian manajemen, tampaknya perlu ada penjelasan lain
yang lebih bervariasi mengenai makna manajemen. Dalam kamus bahasa Belanda-
Indonesia disebutkan bahwa istilah manajemen berasal dari “administratie” yang berarti
tata-usaha. Dalam pengertian tersebut, administrasi menunjuk pada pekerjaan tulismenulis
di kantor. Pengertian inilah yang menyebabkan timbulnya contoh-contoh
keluhan kelambatan manajemen yang sudah disinggung, karena manajemen dibatasi
lingkupnya sebagai pekerjaan tulis-menulis.
Pengertian lain dari “manajemen” berasal dari bahasa Inggris “administration
sebagai “the management of executive affairs”. Dengan batasan pengertian seperti ini
maka manajemen disinonimkan dengan “management” suatu pengertian dalam lingkup
yang lebih luas (Encyclopedia Americana, 1978, p. 171). Dalam pengertian ini,
manajemen bukan hanya pengaturan yang terkait dengan pekerjaan tulis-menulis, tetapi
pengaturan dalam arti luas.
Pada waktu ini istilah-istilah yang digunakan dalam menunjuk pekerjaan
pelayanan kegiatan adalah manajemen, pengelolaan, pengaturan dan sebagainya, yang
didefinisikan oleh berbagai ahli secara bermacam-macam. Beberapa definisi yang kiranya
ada manfaatnya disadur maknanya atau hanya dikutip dari sumbernya sebagai berikut.
1. Menurut Leonard D. White, manajemen adalah segenap proses, biasanya terdapat
pada semua kelompok baik usaha negara, pemerintah atau swasta, sipil atau militer
secara besar-besaran atau secara kecil-kecilan.
2. Menurut The Liang Gie, manajemen adalah segenap proses penyelenggaraan dalam
setiap usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
Selanjutnya untuk memperoleh wawasan yang lebih luas, di sini dikutipkan lagi
beberapa pendapat mengenai pengertian manajemen dari sumber-sumber lain sebagai
berikut :
3. Menurut Sondang Palan Siagian, manajemen adalah keseluruhan proses kerjasama
antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai
tujuan yang ditentukan sebelumnya.
4. Menurut Pariata Westra, manajemen adalah segenap rangkaian perbuatan
penyelenggaraan dalam setiap usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai
tujuan tertentu.
5. Dalam kurikulum 1975 yang disebutkan dalam Buku Pedoman Pelaksanaan
Kurikulum IIID, baik untuk Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama maupun
Sekolah Menengah Atas, manajemen ialah segala usaha bersama untuk
mendayagunakan semua sumber-sumber (personil maupun materiil) secara efektif
dan efisien guna menunjang tercapainya tujuan pendidikan.
Dari definisi yang terakhir tersebut maka secara eksplisit disebutkan bahwa
manajemen sebagaimana yang digunakan secara resmi oleh Departemen Pendidikan
Manajemen Pendidikan 3
Nasional seperti dimuat dalam kurikulum 1975 dan kurikulum kelanjutannya, diarahkan
kepada tujuan pendidikan. Lebih luas lagi, apabila ditinjau dari definisi-definisi yang lain,
pengertian manajemen tersebut masih dapat diartikan untuk semua jenis kegiatan, yang
dapat diambil suatu kesimpulan definisi yaitu :
Manajemen adalah rangkaian segala kegiatan yang menunjuk kepada usaha
kerjasama antara dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan.
Definisi lain dari manajemen yang lebih lengkap sebagaimana dikemukakan oleh
Mulyani A. Nurhadi adalah sebagai berikut :
Manajemen adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses
pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi
pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya,
agar efektif dan efisien.
Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa di dalam pengertian
manajemen selalu menyangkut adanya tiga hal yang merupakan unsur penting, yaitu: (a).
usaha kerjasama, (b). oleh dua orang atau lebih, dan (c) untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dalam pengertian tersebut sudah menunjukkan adanya gerak, yaitu usaha
kerjasama, personil yang melakukan, yaitu dua orang atau lebih, dan untuk apa kegiatan
dilakukan, yaitu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tiga unsur tersebut, yaitu
gerak, orang, dan arah dari kegiatan, menunjukkan bahwa manajemen terjadi dalam
sebuah organisasi, bukan pada kerja tunggal yang dilakukan oleh seorang individu.
Jika pengertian ini diterapkan pada usaha pendidikan maka sudah termuat hal-hal
yang menjadi objek pengelolaan atau pengaturan. Lebih tepatnya, definisi Manajemen
Pendidikan adalah sebagai berikut :
Manajemen Pendidikan adalah rangkaian segala kegiatan yang menunjuk kepada
usaha kerjasama dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan.
Dengan menerapkan definisi tersebut pada usaha pendidikan yang terjadi dalam
sebuah organisasi, maka definisi selengkapnya adalah sebagai berikut :
Manajemen Pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang
berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabug
dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan sebelumnya, agar efektif dan efisien.
Lebih lanjut Mulyani A. Nurhadi menekankan adanya ciri-ciri atau pengertian yang
terkandung dalam definisi tersebut sebagai berikut : (Mulyani A. Nurhadi, 1983, pp. 2-5)
1 Manajemen merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan yang dilakukan dari, oleh
dan bagi manusia.
2 Rangkaian kegiatan itu merupakan suatu proses pengelolaan dari suatu rangkaian
kegiatan pendidikan yang sifatnya kompleks dan unik yang berbeda dengan tujuan
perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya ; tujuan kegiatan
Manajemen Pendidikan 4
pendidikan ini tidak terlepas dari tujuan pendidikan secara umum dan tujuan
endidikan yang telah ditetapkan oleh suatu bangsa.
3 Proses pengelolaan itu dilakukan bersama oleh sekelompok manusia yang tergabung
dalam suatu organisasi sehingga kegiatannya harus dijaga agar tercipta kondisi kerja
yang harmonis tanpa mengorbankan unsur-unsur manusia yang terlibat dalam
kegiatan pendidikan itu.
4 Proses itu dilakukan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya, yang dalam hal ini meliputi tujuan yang bersifat umum (skala tujuan
umum) dan yang diemban oleh tiap-tiap organisasi pendidikan (skala tujuan khusus).
5 Proses pengelolaan itu dilakukan agar tujuannya dapat dicapai secara efektif dan
efisien.
Apa yang dikemukakan oleh Mulyani A. Nurhadi ini cukup lengkap. Tetapi
apabila akan dihubungkan dan diintegrasikan dengan definisi manajemen pendidikan
yang tertera di dalam Pedoman Kurikulum tahun 1975 Buku IIID perlu ditambahkan
adanya usaha bersama untuk mendayagunakan semua sumber-sumber (personil dan
materiil). Jika unsur tersebut dimasukkan ke dalam pengertian manajemen
pendidikan, bagaimanakah rumusan atau definisinya?
B. RUANG LINGKUP MANAJEMEN PENDIDIKAN
Dalam membicarakan ruang lingkup Manajemen Pendidikan ini akan diwawas
dari 4 (empat) sudut pandang, yaitu dari sudut wilayah kerja, obyek garapan, fungsi
atau urutan kegiatan dan pelaksana.
1. Ruang Lingkup Menurut Wilayah Kerja.
Sistem pendidikan di negara Republik Indonesia adalah sistem sentralisasi.
Kebijaksanaan pendidikan dilakukan oleh pemerintah pusat yang berkedudukan di
Jakarta sebagai ibukota negara. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan merupakan
pejabat yang memikul tanggungjawab kebijaksanaan dan pelaksanaan pendidikan
di seluruh negara.
Sebagai pembantu pelaksana kebijaksanaan tersebut adalah pejabat-pejabat
yang tersebar di seluruh propinsi, seterusnya di setiap kabupaten, kecamatan, serta
unit-unit kerja.
Berdasarkan atas tinjauan wilayah kerja seperti disinggung di atas, maka
ruang lingkup manajemen pendidikan dipisahkan menjadi :
a. Manajemen Pendidikan Seluruh Negara, yaitu manajemen pendidikan untuk
urusan nasional. Yang ditangani dalam lingkup ini bukan hanya pelaksanaan
pendidikan di sekolah saja tetapi juga pendidikan luar sekolah, pendidikan
pemuda, penyelenggaraan latihan, penelitian, pengembangan masalahmasalah
pendidikan serta meliputi pula kebudayaan dan kesenian.
b. Manajemen Pendidikan Satu Propinsi, yaitu manajemen pendidikan yang
meliputi wilayah kerja satu propinsi yang pelaksanaannya dibantu lebih lanjut
oleh petugas manajemen pendidikan di kabupaten dan kecamatan.
Manajemen Pendidikan 5
c. Manajemen Pendidikan Satu Unit Kerja. Pengertian dalam Manajemen unit
ini lebih dititik beratkan pada satu unit kerja yang langsung menangani
pekerjaan mendidik misalnya ; Sekolah, Pusat Latihan, Pusat Pendidikan, dan
kursus-kursus. Dengan demikian maka ciri dari unit ini adalah adanya (1)
pemberi pelajaran, (2) bahan yang diajarkan dan (3) penerima pelajaran,
ditambah semua sarana penunjangnya.
d. Manajemen Kelas, sebagai suatu kesatuan kegiatan terkecil dalam usaha
pendidikan yang justru merupakan “dapur inti” dari seluruh jenis manajemen
pendidikan. Dalam manajemen kelas inilah kemudian terdapat istilah
“pengelolaan kelas” baik yang bersifat instruksional maupun manajerial.
2. Ruang Lingkup Menurut Obyek Garapan
Yang dimaksud dengan obyek garapan manajemen pendidikan dalam uraian
ini adalah semua jenis kegiatan manajemen yang secara langsung maupun tidak
langsung terlibat dalam kegiatan mendidik. Sebagai titik pusat pandangan adalah
kegiatan mendidik di sekolah. Namun karena kegiatan di sekolah tersebut tidak
dapat dipisahkan dari jalur-jalur lingkungan formal maupun non-formal, maka
tentu saja juga dibahas lingkup sistem pendidikan sampai ke tingkat pusat.
Ditinjau dari obyek garapan manajemen pendidikan, dengan titik tolak pada
kegiatan “dapur inti” yaitu kegiatan belajar-mengajar di kelas, maka sekurangkurangnya
ada 8 (delapan) obyek garapan, yaitu :
a. Manajemen murid
b. Manajemen personil sekolah (baik tenaga kependidikan maupun tenaga
manajemen)
c. Manajemen kurikulum
d. Manajemen sarana atau material
e. Manajemen tatalaksana pendidikan atau ketatausahaan sekolah
f. Manajemen pembiayaan atau manajemen anggaran
g. Manajemen lembaga-lembaga pendidikan dan organisasi pendidikan
h. Manajemen hubungan masyarakat atau komunikasi pendidikan.
Apabila kita kembali memahami arti manajemen pendidikan yakni adanya
usaha bersama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka usaha tersebut
terjadi pada satu organisasi. Betapapun kecilnya suatu organisasi pendidikan,
tentu memiliki unsur-unsur dari a sampai b seperti telah disebutkan di atas. Hanya
proporsi dari masing-masing unsur saja yang tidak sama.
3. Menurut fungsi atau urutan kegiatan
Selanjutnya ruang lingkup manajemen pendidikan dalam bagian ini akan ditinjau
dari fungsi atau urutan kegiatan pengelolaan. Dalam definisi manajemen terdapat
istilah “rangkaian kegiatan” yang dilakukan pertama sampai kepada hal yang
dilakukan terakhir. Orang lain sering menyebut urutan kegiatan ini sebagai fungsi
adminnistrasi. Adapun fungsi manajemen atau pengelolaan ini adalah : (1)
merencanakan, (2) mengorganisasikan, (3) mengarahkan, (4) mengkoordinasikan, (5)
mengkomunikasikan dan (6) mengawasi atau mengevaluasi. Apabila diambil kataManajemen
Pendidikan 6
kata intinya, maka dapat dipakai untuk mempermudah mengingat-ingat yaitu regarah
kormus, rangkaian dari potongan-potongan kata kunci, yaitu (re = rencana; ga =
organisasi; rah = pengarahan; kor = koordinasi; mu = komunikasi dan si =
mengawasi atau mengevaluasi).
Henry Fayol menyebutkan fungsi manajemen ini atas 7 jenis kegiatan, yaitu :
planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting dan budgetting, yang
oleh Ngalim Purwanto disingkat dengan POSDCORB (Ngalim Purwanto, 1981, 3).
Bagaimanapun pembagiannya, atau apapun sebutannya, tetapi unsur-unsur
kegiatannya tersebut tetap berkaitan satu sama lain. Kaitan tersebut bersifat bolakbalik.
Jadi misalnya kita berpikir tentang perencanaan, tentu telah berpikir pula
bagaimana nanti bentuk organisasinya, siapa-siapa yang akan menangani tugas
(staffing), bagaimana pengarahannya dan sebagainya.
Mc. Farland menggambarkan saling hubungan langkah-langkah yang olehnya
disebutkan merupakan tiga fungsi pokok manajemen yaitu perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing) dan pengontrolan (controlling) ini sebagai berikut :
4. Menurut pelaksana
Terakhir, ruang lingkup manajemen pendidikan ditinjau dari pelaksanaan.
Banyak orang mengira bahwa yang bertanggungjawab melaksanakan manajemen
pendidikan hanyalah kepala sekolah dan staf tata usaha. Pandangan seperti itu tentu
saja keliru. Manajemen adalah suatu kegiatan yang sifatnya melayani. Dalam
kegiatan belajar-mengajar, manajemen berfungsi untuk melancarkan jalannya proses
tersebut, atau membantu terlaksananya kegiatan mencapai tujuan agar diperoleh hasil
secara efektif dan efisien.
Dalam lingkungan kelas, guru adalah administrator. Guru harus melaksanakan
kegiatan manajemen. Di lingkungan sekolah, Kepala Sekolah adalah administrator.
Dengan pengertian bahwa manajemen adalah pengelolaan, manajemen, maka Kepala
Sekolah bertindak sebagai manajer di sekolah yang dipimpinnya.
Selain para administrator di sekolah, masih ada lagi pelaksana manajemen
pendidikan yaitu orang-orang yang bekerja di kantor-kantor pendidikan dan pusatpusat
latihan atau kursus. Pelaksana manajemen di pusat-pusat latihan atau di kursuskursus
mempunyai peranan dan tugas seperti pelaksana di sekolah. Tetapi
pelaksanaan manajemen di kantor-kantor pendidikan agak berbeda dengan
manajemen di sekolah. Pelaksanaan manajemen di kantor-kantor pendidikan
merupakan pelayanan tidak langsung terhadap kegiatan belajar-mengajar.
Kegiatannya adalah mengurus kurikulum, sarana, personil, siswa, biaya dan lain-lain
kegiatan yang bersifat memperlancar pekerjaan guru dan murid yang terlibat langsung
dalam kegiatan mendidik.
PLANNING ORGANIZING CONTROLLING
Manajemen Pendidikan 7
Setelah kita dalami ruang lingkup manajemen pendidikan dari beberapa sudut
pandang, maka yang menjadi sentral pembahasan lebih lanjut adalah ruang lingkup
menurut obyek garapan, sedangkan ruang lingkup menurut proses atau langkahlangkah
akan diterapkan pada pelaksanaan masing-masing bidang garapan tersebut.
Sebagai contoh dalam manajemen murid, jenis kegiatannya adalah perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, komunikasi dan pengawasan.
Demikian jugalah yang berlaku pada manajemen personil, manajemen sarana,
manajemen kurikulum dan sebagainya.
Berdasarkan atas ruang lingkup dan fungsi manajemen tersebut, maka dapat
disusun visualisasi dalam bentuk matriks sebagai berikut :
Fungsi
Manajemen
Bidang
Garapan
Manajemen
Pendidikan
Perencanaan
Pengor-
Ganisasian
Pengarahan
Pengkoordinasian
Pengkomunikasian
Pengawasan
Manajemen
Murid
Menghitung
kapasitas
calon siswa
Membagi
kelompok
untuk kelas
Manajemen
Personil
Manajemen
Kurikulum
Menyusun
GBPP
Membagi
tugas guru
Menunjuk
matapeljr.
Menyusun
jadwal pelj
Kesepatan
rapat guru
Supervisi
Manajemen
Sarana
Manajemen
Tatalaksana
atau
Ketatausahaan
Manajemen
Pembiayaan
atau
Manajemen
Anggaran
Manajemen
Lembaga
Pendidikan dan
Organisasi
Pendidikan
Manajemen
Hubungan
Masyarakat
atau
Komunikasi
Pendidikan
Manajemen Pendidikan 8
Mengingat betapa pentingnya fungsi manajemen ini dalam peranannya
sebagai penunjang kegiatan untuk mencapai tujuan, maka akan diuraikan satu
persatu mengenai tiap-tiap langkah. Untuk setiap langkah akan didekati dengan
tiga jawaban atas pertanyaan : (a) apa atau bagaimana pengertiannya, (b) mengapa
hal itu dilakukan dan (c) bagaimana cara melakukan. Dalam beberapa hal yang
dipandang perlu, akan dijelaskan pula kapan dilaksanakan dan oleh siapa.
C. URAIAN TENTANG FUNGSI MANAJEMEN
Fungsi-fungsi manajemen ini dikenal dan dipelajari oleh semua program yang
menelaah masalah manajemen. Kejelasan tentang apa pengertiannya, mengapa perlu
adanya fungsi-fungsi, dan bagaimana implementasi fungsi-fungsi tersebut, kiranya
perlu difahami oleh semua orang yang terlibat dalam manajemen. Adapun penjelasan
dari masing-masing fungsi adalah sebagai berikut.
1. Perencanaan
a. Pengertian
Perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan serangkaian keputusan
untuk mengambil tindakan di masa yang akan datang yang diarahkan kepada
tercapainya tujuan-tujuan dengan sarana yang optimal (Yurmaini, Waspada,
1981, 9). Perencanaan ini menyangkut apa yang akan dilaksanakan, kapan
dilaksanakan, oleh siapa, di mana dan bagaimana dilaksanakannya.
Perencanaan dapat ditinjau dari dua hal yaitu menurut luas sempitnya
masalah yang akan diselesaikan yang dapat berarti pula menurut dekat jauhnya
mencapai tujuan dan menurut jangka waktu penyelesaian. Apakah hasil proses
perencanaan?
b. Mengapa Ada Perencanaan?
Berkerja tanpa rencana ibarat melamun sepanjang masa. Akibatnya tentu
dapat diramalkan, hasilnya tidak menentu dan biaya yang dikeluarkan tidak
terkontrol.
Beberapa manfaat adanya perencanaan adalah :
1). menghasilkan rencana yang dapat dijadikan kerangka kerja dan pedoman
penyelesaian.
2). rencana menentukan proses yang paling efektif dan efisien untuk mencapai
tujuan.
3). dengan adanya rencana setiap langkah dapat diukur atau dibandingkan
dengan hasil yang seharusnya dicapai.
4). mencegah pemborosan uang, tenaga dan waktu.
5). mempersempit kemungkinan timbulnya gangguan atau hambatan.
c. Cara Melakukan Perencanaan
Oleh karena rencana itu akan dijadikan pedoman bekerja, maka harus
memenuhi persyaratan-persyaratan antara lain :
1). perencanaan harus dijabarkan dari tujuan yang telah ditetapkan dan
dirumuskan secara jelas.
2). perencanaan tidak perlu muluk-muluk, tetapi sederhana saja, realistik, praktis
hingga dapat dilaksanakan.
Manajemen Pendidikan 9
3) dijabarkan secara terperinci, memuat uraian kegiatan dan urutan atau
rangkaian tindakan.
4). diupayakan agar memiliki fleksibilitas, sehingga memungkinkan untuk
dimodifikasikan.
5) ada petunjuk mengenai urgensi dan atau tingkat kepentingan untuk bagian
bidang atau kegiatan.
6) disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan terjadinya pemanfaatan
segala sumber yang ada sehingga efisien dalam tenaga, biaya dan waktu.
7) diusahakan agar tidak terdapat duplikasi pelaksanaan.
2. Pengorganisasian
a. Pengertian
Dalam definisi manajemen disebutkan adanya usaha bersama oleh
sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya,
dengan mendayagunakan sumber-sumber yang ada agar dicapai hasil yang
efektif dan efisien. Pendayagunaan sumber-sumber yang ada inilah yang disebut
manajemen, sedangkan usaha untuk mewujudkan kerjasama antar manusia yang
terlibat kerjasama ini adalah pengorganisasian. Banyak orang mengartikan
manajemen sebagai pengaturan, dan memang inilah arti yang populer. Di dalam
manajemen terdapat adanya kepemimpinan, yaitu kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi orang lain agar bersedia menyumbangkan pikiran dan tenaganya
untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pengorganisasian terdapat suatu arti
penyatuan atau penghimpunan pikiran dan tenaga orang-orang yang tergabung
dalam organisasi.
Agar pencapaian tujuan dapat tuntas dan pendayagunaan sumber dapat
maksimal maka uraian kegiatan yang telah dijabarkan dalam perencanaan, dalam
langkah pertama diujudkan dalam bidang-bidang yang di dalam organisasi usaha
merupakan unit-unit yang ditangani secara khusus oleh orang-orang yang
menguasai masalahnya. Pembidangan, peng-unitan, dan pembagian tugas inilah
yang akhirnya melahirkan sebuah susunan kesatuan-kesatuan kecil yang
membentuk satu kesatuan besar dan dikenal dengan nama struktur organisasi
yang menggambarkan posisi setiap unit yang menunjukkan keseluruhan dengan
bagian-bagiannya.
b. Mengapa Perlu Pengorganisasian?
Sekali lagi pengorganisasian adalah penyatuan dan penghimpunan sumber
manusia dan sumber lain dalam sebuah struktur organisasi. Dengan adanya
pembidangan dan pengunitan tersebut diketahui manfaatnya :
1). antara bidang yang satu dengan bidang yang lain dapat diketahui batas-batasnya,
serta dapat dirancang bagaimana antar bagian dapat melakukan kerjasama
sehingga tercapai sinkronisasi tugas.
2) dengan penugasan yang jelas terhadap orang-orangnya, masing-masing
mengetahui wewenang dan kewajibannya.
3). dengan digambarkannya unit-unit kegiatan dalam sebuah struktur organisasi
dapat diketahui hubungan vertikal dan horisontal, baik dalam jalur struktural
maupun jalur fungsional.
Manajemen Pendidikan 10
c. Cara Pengorganisasian
Agar tujuan usaha bersama dapat tercapai dalam tata kerja yang baik, maka
sebuah organisasi harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut :
1). Memiliki tujuan yang jelas yang dipahami dan diterima oleh seluruh anggota
sehingga dalam organisasi tersebut hanya terdapat satu kesatuan arah. Tujuan
seperti ini lazim disebut sebagai visi, berasal dari bahasa Inggris vision, yaitu
hasil yang dicita-citakan. Sementara orang mengatakan bahwa rumusan visi
ini harus yang umum dan abstrak. Namun menurut penulis, karena visi ini
adalah hasil yang akan dicapai, maka ujudnya harus jelas, difahami oleh
semua anggota yang akan ikut bersama-sama mencapai tujuan.
Dalam organisasi pendidikan, visi ini harus dirumuskan secara jelas dan rinci.
Sebagai contoh, sebuah kursus komputer, perlu merumuskan visi dengan
jelas agar siapa saja yang ingin belajar komputer di situ mengetahui dan
dapat menuntut apabila setelah lulusa tiodak atau belum mencapai seperti
yang dirumuskan dalam visi.
Contoh visi:
Lembaga kursus komputer ini menyelenggarakan pendidikan yang akan
menghasilkan seseorang yang dapat mengoperasikan komputer dalam bentuk
olah kata, olah bilangan dan olah gambar dalam tampilan yang bagus.
2). Memiliki struktur organisasi yang:
a). menggambarkan adanya satu perintah, adanya keseimbangan tugas,
wewenang dan tanggungjawab.
b) sederhana agar mempermudah jalur dan tidak terlalu banyak orang yang
terlibat dalam tanggungjawab.
c). semua kegiatan terbagi habis sehingga tidak satupun kegiatan yang tidak
tertangani, sebaliknya tidak ada satu kegiatan yang mendapat penanganan
rangkap.
3. Pengarahan
a. Pengertian
Yang dimaksud dengan pengarahan adalah suatu usaha yang dilakukan oleh
pimpinan untuk memberikan penjelasan, petunjuk serta bimbingan kepada
orang-orang yang menjadi bawahannya sebelum dan selama melaksanakan
tugas.
b. Mengapa Perlu Pengarahan?
Walaupun dalam pengorganisasian telah ditentukan pembidangan serta
penentuan unit-unit kerja tetapi masih diperlukan adanya penjelasan, petunjuk
dan pembimbingan terhadap para petugas yang terlibat baik struktural maupun
fungsional agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar. Pengarahan
yang dilakukan sebelum memulai bekerja berguna untuk menekankan hal-hal
yang perlu ditangani, urutan prioritas, prosedur kerja dan lain-lainnya agar
pelaksanaan pekerjaan dapat efektif dan efisien. Pengarahan yang dilakukan
selama melaksanakan tugas bagi orang-orang yang terlibat dimaksudkan untuk
Manajemen Pendidikan 11
mengingatkan (refreshing) ataupun meluruskan apabila terjadi penyelewengan
atau penyimpangan.
c. Cara Pengarahan
Pengarahan dapat dilakukan oleh pimpinan sendiri maupun wakil-wakil yang
ditunjuk dengan cara antara lain :
1). mengadakan orientasi sebelum seseorang memulai melaksanakan tugas
untuk mengenal tempat, situasi, alat-alat kerja, kawan dan sebagainya.
2) memberikan petunjuk dan penjelasan mengenai pekerjaan yang akan
dilakukan dengan secara lisan maupun tertulis (menjelaskan peraturan
atau tatakerja tertulis).
3) memberikan kesempatan untuk berpartisipasi berupa pemberian
sumbangan pikiran demi peningkatan usaha bersama.
4). mengikut sertakan pegawai dalam membuat perencanaan.
5). memberikan nasehat apabila seorang pegawai mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugas.
4. Pengkoordinasian
a. Pengertian
Yang dimaksud dengan pengkoordinasian adalah suatu usaha yang dilakukan
pimpinan untuk mengatur, menyatukan, menserasikan, mengintegrasikan semua
kegiatan yang dilakukan oleh bawahan.
b. Mengapa Ada Pengkoordinasian?
Kegiatan p e n g k o o r d i n a s i a n perlu dilakukan pimpinan
agar :
1). diperoleh kekuatan yang menyatu dan integral sehingga gerak organisasi
bisa harmonis dan saling menunjang dan tercapai hasil secara efektif dan
efisien.
2). tidak terdapat kesimpang-siuran kegiatan baik dalam bentuk, arah dan
waktu pelaksanaan kerja.
3). tidak terdapat konkurensi antar bagian dan sebaliknya terjalin hubungan
yang sehat dan saling membantu.
c. Cara Pengkoordinasian
Pimpinan dapat melakukan pengkoordinasian dengan berbagai cara, baik
yang bentuknya langsung pada kegiatan melaksanakan tugas maupun secara
tidak langsung berupa kondisi yang menunjang. Bentuk antara lain :
1). menciptakan kondisi rukun antar pegawai (lebih baik lagi disertai
keluarga) agar dalam lembaga kerja para pegawai merasa seperti dengan
famili atau kerabat.
2). membiasakan adanya kerja saling membantu.
3). mengadakan pertemuan berkala untuk membicarakan kemajuan kerja,
kesulitan, pengajuan ide atau gagasan dan sebagainya.
4). memberikan contoh kerjasama dengan pimpinan sekolah lain atau dengan
lembaga-lembaga lain sedemikian rupa rukun dan tampak adanya nilai
keuntungan sehingga staf sekolah yang lain merasa ingin meniru.
Manajemen Pendidikan 12
5. Pengkomuikasian atau Komunikasi
a. Pengertian
Yang dimaksud dengan komunikasi adalah suatu usaha yang dilakukan oleh
pimpinan lembaga untuk menyebarluaskan informasi yang terjadi di dalam
maupun hal-hal di luar lembaga yang ada kaitannya dengan kelancaran tugas
mencapai tujuan bersama.
b. Mengapa Perlu Komunikasi?
Jika dalam kelompok manusia tidak dimungkinkan adanya komunikasi maka
antar mereka akan terjadi saling mencurigai, saling menutup diri. Akibatnya di
samping akan menghambat pekerjaan juga akan terdapat kesimpangsiuran kerja.
Komunikasi erat hubungannya dengan usaha pengarahan dan pengkoordinasian,
karena komunikasi yang baik bukan hanya terjadi satu arah dari atasan, tetapi
juga datang dari bawah ke atas atau antar kawan kerja.
c. Cara Komunikasi
Cara-cara yang digunakan untuk media komunikasi dalam suatu lembaga
dapat bersifat lisan maupun tertulis. Ujudnya antara lain :
1). memberi pengumuman yang ditempel di papan pengumuman atau secara
lisan pada waktu rapat atau upacara bendera.
2). dengan menerbitkan buletin yang memuat informasi baik yang bersifat
“berita keluarga” maupun kedinasan. Buletin ini dapat dimanfaatkan untuk
sarana mengemukakan ide-ide baru bagi para karyawan maupun beritaberita
penting untuk memajukan usaha.
3). dengan pertemuan rutin yang bersifat kekeluargaan maupun kedinasan.
6. Pengawasan
a. Pengertian
Yang dimaksud dengan pengawasan adalah usaha pimpinan untuk
mengetahui semua hal yang menyangkut pelaksanaan kerja, khususnya untuk
mengetahui kelancaran kerja para pegawai dalam melakukan tugas mencapai
tujuan. Kegiatan pengawasan sering juga disebut kontrol, penilaian, penilikan,
monitoring, supervisi dan sebagainya. Tujuan utama pengawasan adalah agar
dapat diketahui tingkat pencapaian tujuan dan menghindarkan terjadinya
penyelewengan. Oleh karena itu pengawasan dapat diartikan sebagai
pengendalian.
b. Mengapa Perlu Pengawasan?
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pengawasan itu perlu dilakukan
agar jalannya pelaksanaan kerja dapat diketahui tingkat penyampainnya ke
tujuan dan agar tidak terjadi penyimpangan, atau toh sudah terjadi, tidak
berlarut-larut.
Menurut Mulyani A. Nurhadi (Mulyani, 1983, 9) pengawasan yang
disebutkan sebagai kontrol bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas kegiatan
kerja yang sudah dilaksanakan dan tingkat efisiensi penggunaan komponen, yang
jika hal ini dilaksanakan dalam pendidikan, melihat efisiensi penggunaan
Manajemen Pendidikan 13
komponen pendidikan dan juga komponen lain yang menyertainya dalam proses
pendidikan. Jelasnya, kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah
strategi, metode dan teknik yang telah ditetapkan dalam perencanaan sudah
cukup cocok dengan langkah penyampaian tujuan dan dengan resiko yang
sekecil-kecilnya.
c. Cara Mengadakan Pengawasan
Yang diuraikan dalam cara-cara pengawasan ini bukan semata-mata cara saja
tetapi juga menyangkut hal-hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan
pengawasan. Hal-hal yang dimaksud adalah :
1. bahwa pekerjaan pengawasan tidak boleh dilakukan sebagai pekerjaan
semata-mata tetapi harus terbuka, terang-terangan.
2. ilakukan terhadap semua bawahan, tidak pilih-pilih.
3. harus objektif, tidak disertai rasa sentimen pribadi.
4. dilakukan bukan hanya dengan pengamatan melalui mata, tetapi juga dengan
indera-indera yang lain.
5. dilakukan di segala tempat dan setiap waktu.
6. menggunakan catatan secermat mungkin agar data yang terkumpul dapat
lengkap, hal ini penting untuk menghindari subjektivitas.
7. jika ternyata diketemukan adanya penyimpangan, harus segera ditangani.

0 komentar:

Posting Komentar