Rabu, 28 Maret 2012

BAB 2 PEMBAHASAN


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pentingnya Kepedulian terhadap Lingkungan
Manusia sebagai makhluk hidup selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Adanya interaksi antara manusia dengan lingkungannya, mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan berupa kerusakan kerusakan lingkungan. Masalah kerusakan lingkungan hidup dan akibat-akibat yang ditimbulkan bukanlah suatu hal yang asing lagi di telinga kita. Dengan mudah dan sistematis kita dapat menunjuk dan mengetahui apa saja jenis kerusakan lingkungan hidup itu dan apa saja akibat yang ditimbulkanya. Misalnya; dengan cepat dan sistematis kita dapat mengerti bahwa eksploitasi alam dan penebagan hutan yang terlalu berlebihan dapat menyebabkan bencana banjir, tanah longsor dan kelangkaan air bersih; membuang limbah industri ke sungai dapat menyebabkan kematian ikan dan merusak habitatnya; penggunaan dinamit untuk menangkap ikan dapat merusak terumbu karang dan biota laut dan masih banyak lagi daftar kerusakan lingkungan yang terjadi di sekitar kita. Yang menjadi masalah adalah bahwa pengetahuan yang sama atas pengenalan kerusakan lingkungan hidup dan akibat yang ditimbulkan tersebut tidak terjadi dalam pemeliharaan dan perawatan lingkungan hidup. Pertanyaannya sekarang adalah benarkah kita sudah tidak dapat berpikir secara logis dan sistematis lagi sehingga tindakan kita untuk mengeksploitasi lingkungan hidup hanya berhenti pada tahap pengeksploitasian semata tanpa diikuti proses selanjutnya yaitu tanggungjawab untuk merawat dan memilihara?
Lemahnya kesadaran kita terhadap lingkungan hidup juga terjadi karena adanya anggapan yang memandang bahwa pemanfaat alam bagi manusia itu adalah hal yang biasa-biasa saja. Dengan kata lain, proses kerusakan lingkungan hidup dapat dideskripsikan seperti seorang pecandu narkoba. ln common sense, seorang pecandu tentunya mengerti bahwa narkoba dapat merusak tubuh dan kesehatan mereka. Namun, mereka tetap saja menikmatinya. Mereka akan benar-benar sadar terhadap dampak negatif narkoba ketika telah mengalami sakit keras. Proses yang sama juga terjadi atas sikap kita terhadap lingkungan hidup. Kita tahu bahwa menebang pohon seenaknya atau membuang sampah tidak pada tempatnya adalah suatu hal yang jelas-jelas salah, Tetapi kita tetap saja melakukannya berulang-ulang karena kita diuntungkan, tidak menjadi repot dan itu adalah hal yang sudah biasa dan mungkin kita menikmatinya. Mungkin kita baru akan benar-benar sadar ketika terjadi bencana besar menimpa hidup kita. Pertanyaannya adalah bukankah hal tersebut sama dengan para pecandu yang tidak segera berhenti mengosumsi narkoba jika belum menghadapi sakit keras?.
Jika saja memang terjadi bahwa ada banyak orang memiliki pengetahuan dan kesadaran yang begitu rendah dan lamban seperti yang telah kita gambarkan di atas, betapa akan lebih cepat kerusakan lingkungan hidup kita. Hal tersebut tentunya tidak boleh terjadi, sebab kita semua tidak dapat hidup jika tidak ada lingkungan hidup yang menopang dan menjamin kehidupan kita. Hal ini terjadi karena manusia memiiliki ikatan dengan alam. Manusia sangat menyadari bahwa alamlah yang memberi kehidupan dan penghidupan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam kerangka yang lebih luas, kita tentunya tahu bahwa hanya ada satu bumi tempat dimana kita hidup dan tinggal. Jika kerusakan Iingkungan hidup berarti sama dengan kerusakan bumi, maka sama artinya dengan ancaman terhadap hidup dan tempat tinggal kita. Dengan kata lain, tugas untuk merawat dan memelihara lingkungan hidup, bumi serta segala isinya adalah tanggungjawab kita semua. Lingkungan hidup bumi serta segala isinya adalah “milik” kita.

0 komentar:

Posting Komentar