BAB I
P E N D A H U L U A N
A.
Latar
Belakang Masalah
Sebagai seorang mahasiswa yang
dipersiapkan untuk sebuah profesi di bidang pendidikan, dipandang perlu
memiliki kemampuan dasar mengenai perkembangan dan perubahan kepribadian
peserta didik. Hal ini dimaksudkan agar yang bersangkutan ketika telah terjun
dalam dunia pendidikan akan mampu memberi layanan secara optimal kepada peserta
didik. Perlu dipahami oleh mahasiswa calon guru
bahwa seorang guru professional
disyaratkan memiliki empat kompetensi dasar, antara lain kompetensi profesional, kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial.
Sementara, dunia pendidikan di
republik kita dewasa ini tengah menghadapi masalah yang sangat kompleks, yang
merupakan bagian dari tanggung jawab tenaga pendidik. Salah satu diantaranya adalah masalah menurunnya nilai
moralitas peserta didik yang dikhawatirkan akan mengancam kelangsungan proses
pendidikan, dan selanjutnya bukan tidak mungkin akan mengakibatkan runtuhnya
tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa daan bernegara.
Berbagai faktor sangat terkait erat
dengan problematika peserta didik dewasa ini. Salah satu faktor diantarannya yakni faktor tenaga
pendidik yang kurang memiliki komitmen terhadap tugas dan tanggung jawab
kependidikan. Berdasarkan realitas yang ada bahwa saat ini masih banyak guru
yang melaksanakan tugasnya hanya sekedar mengugurkan kewajiban, mereka tidak
menyadari akan fungsi diri sebagai seorang profesional. Mereka cenderung tidak
memerhatikan dan bahkan melalaikan akan tanggung jawab terkait dengan kondisi
psikologis peserta didik.
Terkait dengan masalah tersebut di atas, dirasa perlu penulis mengangkat sebuah
makalah sederhana dengan judul, Faktor-Faktor
yang Memengaruhi Perkembangan dan Perubahan Kepribadian.
B.
Rumusan
Masalah
Untuk
memeroleh pemahaman dan gambaaran yang jelas tentang faktor-faktor yang
memengaruhi perkembangan perubahankepribadian, penulis membuat rumusan masalah
sebagai berikut.
1.
Apa yang dimaksud dengan kepribadian?
2.
Faktor apa sajakah yang memengaruhi
perkembangan kepribadian?
3.
Faktor apa sajakah yang memengaruhi
perubahan kepribadian?
C.
T
u j u a n
Tujuan penulisan makalaah ini
adalah untuk memeroleh pemahaman menganai factor-faktor yang memengaruhi
perkembangan dan perubahan kepribadian.
D.
Manfaat
Manfaat penulisan
makalah ini adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi mahasiswa calon tenaga
pendidik agar memiliki pemahaman dan apresiasi yang memadai tentang faktor-faktor
yang memengaruhi perkembangan dan perubahan kepribadian.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepribadian
Kepribdian
menunjuk pada pengaturan sikap-sikap seseorang untuk berbuat, berpikir, dan
merasakan, khususnya apabila dia berhubungan dengan orang lain atau menanggapi
suatu keadaan. Kepribadian mencakup kebiasaan, sikap, dan sifat yang dimiliki
seseorang apabila berhubungan dengan orang lain.
Untuk
memahami lebih jauh mengenai pengertian kepribadian, berikut ini definisi yang
dipaparkan oleh beberapa ahli.
a.
M.A.W. Brower
Kepribadian
adalah sosial yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini, dan
sikap-sikap seseorang.corak tingkah laku,
b.
Koentjaraningrat
Kepribadian
adalah suatu susunan dari unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan tingkah
laku atau tindakan seseorang.
c.
Theodore R. Newcomb
Kepribadian
adalah organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang
terhadap perilaku.
d.
Yinger
Kepribadian
adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan system kecenderungan
tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi.
e.
Roucek dan Warren
Kepribadian
adalah organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, da sosiologis yang mendasari
perilaku seseorang.
Dari
pengertian yang diungkapkan oleh para ahli di atas, dapat kita simpulkan secara
sederhana bahwa yang dimaksud kepribadian (personality)
merupakan ciri-ciri dan sifat-sifat khas yang mewakili sikap atau tabiat
seseorang, yang mencakup pola-pola pemikiran dan perasaan, konsep diri,
perangai, dan mentalitas yang umumya sejalan dengan kebiasaan umum.
B. Unsur-unsur dalam Kepribadian
Kepribadian
seseorang bersifat unik dan tidak ada duanya. Unsur-unsur yang memengaruhi kepribadian
seseorang itu adalah pengetahuan, perasaan, dan dorongan naluri.
a.
Pengetahuan
Pengetahuan
sesorang bersumber dari pola pikir yang rasional, yang berisi fantasi,
pemahaman, dan pengalaman mengenai bermacam-macam hal yang diperolehnya dari
lingkungan yang ada di sekitarnya. Semua itu direkam dalam otak dan sedikit
demi sedikit diungkapkan dalam bentuk perilakunya di masyarakat.
b.
Perasaan
Perasaan
merupakan suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang menghasilkan penilaian
positif atau negative terhadap sesuatu atau peristiwa tertentu. Perasaan selalu
bersifat subjektif, sehingga penilaian seseorang terhadap suatu hal atau
kejadian akan berbeda dengan penilaian orang lain. Contohnya penilaian terhadap
jam pelajaran yang kosong.
c.
Dorongan Naluri
Dorongan
naluri merupakan kemauan yang sudah menjadi naluri setiap manusia. Hal itu
dimaksudkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup manusia, baik yang bersifat
rohaniah maupun jasmaniah. Sedikitnya ada tujuh macam dorongan naluri, yaitu
untuk mempertahankan hidup, seksual, mencari makan, bergaul dan berinteraksi
dengan sesame manusia, meniru tingkah laku sesamanya, barbakti, serta keindahan
bentuk, warna, suara, dan gerak.
C. Faktor-faktor yang Membentuk
Kepribadian
Secara
umum, perkembangan kepribadian dipengaruhi oleh lima factor yaitu:
a.
Warisan Biologis(Heredity)
Warisan
biologis memengaruhi kehidupan manusia dan setiap manusia mempunyai warisan
biologis yang unik, berbeda dari orang lain. Artinya tidak ada seorang pun di
dunia ini yang mempunyai karakteristik fisik yang sama persis dengan orang
lain, bahkan anak kembar sekalipun. Faktor keturunan berpengaruh terhadap
keramah-tamahan, perilaku kompulsif (terpaksa dilakukan), dan kemudahan dalam
membentuk kepemimpinan, pengendalian diri, dorongan hati, sikap, dan minat.
b.
Warisan Lingkungan Alam(Natural
Environment)
Perbedaan
iklim, topografi, dan sumber daya alam menyebabkan manusia harus menyesuaikan
diri terhadap alam. Melalui penyesuaian diri itu, dengan sendirinya pola
perilaku masyarakat dan kebudayaannyapun dipengaruhi oleh alam.
c.
Warisan Sosial(Social Heritage) atau
Kebudayaan
Kita
tahu bahwa antara manusia, alam, dan kebudayaan mempunyai hubungan yang sangat
erat dan saling memengaruhi. manusia berusaha untuk mengubah alam agar sesuai
dengan kebudayaannya guna memenuhi kebutuhan hidup.
d.
Pengalaman Kelompok Manusia(Group
Experiences)
Kehidupan
manusia dipengaruhi oleh kelompoknya. Kelompok manusia, sadar atau tidak telah
memengaruhi anggota-anggotanya.
e.
Pengalaman Unik(Unique Experience)
Setiap
orang mempunyai kepribadian yang berbeda dengan orang lain, walaupun orang itu
berasal dari keluarga yang sama, dibesarkan dalam kebudayaan yang sama, serta
mempunyai lingkungan fisik yang sama pula. Mengapa demikian? Walaupun mereka
pernah mendapatkan pengalaman yang serupa dalam beberapa hal, namun berbeda
dalam beberapa hal lainnya. Mengingat pengalaman setiap orang adalah unik dan
tidak ada pengalaman siapapun yang secara sempurna menyamainya.
Selain
kelima faktor pembentuk kepribadian di atas, F.G. Robbins dalam Sumadi
Suryabrata (2003), mengemukakan ada lima faktor yang menjadi dasar kepribadian,
yaitu:
a.
Sifat Dasar
Sifat
dsar merupakan keseluruhan potensi yang dimiliki seseorang yang diwarisi dari
ayah dan ibunya.
b.
Lingkungan Prenatal
Lingkungan
prenatal merupakan lingkungan dalam kandungan ibu. Pada periode ini individu
mendapatkan pengaruh tidak langsung dari ibu. Maka dari itu, kondisi ibu sangat
menentukan kondisi bayi yang ada dalam kandungannya tersebut, baik secara fisik
maupun secara psikis.
c.
Perbedaan Individual
Perbedaan
individu merupakan salah satu faktor yang memengaruhi proses sosialisasi sejak
lahir.
d.
Lingkungan
Lingkungan
meliputi segala kondisi yang ada di sekeliling individu yang memengaruhi proses
sosialisasinya. Proses sosialisasi individu tersebut akan berpengaruh pada
kepribadiannya.
e.
Motivasi
Motivasi
adalah dorongan-dorongan, baik yang datang dari dalam maupun luar individu
sehingga menggerakkan individu untuk berbuat atau melakukan sesuatu.
Dorongan-dorongan inilah yang akan membentuk kepribadian individu sebagai warna
dalam kehidupan bermasyarakat.
D. Teori-teori Perkembangan
Kepribadian
Ada
beberapa teori yang membahas mengenai perkembangan kepribadian dalam proses
sosialisasi. Teori-teori tersebut antara lain Teori Tabula Rasa, Teori Cermin
Diri, Teori Diri Antisosial, Teori Ralph Conton, dan Toeri Subkultural Soerjono
Soekanto.
a.
Teori Tabula Rasa
Pada
tahun 1690 John Locke mengemukakan
Teori Tabula Rasa dalam bukunya yang berjudul “An Essay Concerning Human Understanding.” Menurut teori ini, manusia yang baru lahir seperti batu tulis
yang bersih dan akan menjadi seperti apa kepribadian seseorang ditentukan oleh
pengalaman yang didapatkannya. Teori ini mengandaikan bahwa semua individu
pada waktu lahir mempunyai potensi kepribadian yang sama. Kepribadian seseorang
setelah itu semata-mata hasil pengalaman-pengalaman sesudah lahir (Haviland,
1989:398).
Perbedaan
pengalaman yang dialami seseorang itulah yang menyebabkan adanya bermacam-macam
kepribadian dan adanya perbedaan kepribadian antar inividu yang satu dengan
individu yang lain.
Teori
tersebut tidak dapat diterima seluruhnya. Kita tahu bahwa setiap orang memiliki
kecenderungan khas sebagai warisan yang dibawanya sejak lahir yang akan
memengaruhi kepribadiannya pada waktu dewasa. Akan tetapi juga harus diingat
bahwa warisan genetik hanya menentukan potensi kepribadian setiap orang. Tumbuh
dan berkembangnya potensi itu tidak seperti garis lurus, namun ada kemungkinan
terjadi penyimpangan. kepribadian seseorang tidak selalu berkembang sesuai
dengan potensi yang diwarisinya.
Warisan
genetik itu memang memengaruhi kepribadian, tetapi tidak mutlak menentukan
sifat kepribadian seseorang. Pengalaman hidup, khususnya pengalaman-pengalaman
yang diperoleh pada usia dini, sangat menetukan kepribadian individu.
b.
Teori Cermin Diri
Teori
Cermin Diri (The Looking Glass Self )
ini dikemukakan oleh Charles H.Cooley.
Teori ini merupakan gambaran bahwa seseorang hanya bisa berkembang dengan
bantuan orang lain.
Ada
tiga langkah dalam proses pembentukan cermin diri.
1)
Imajinasi tentang pandangan orang lain
terhadap diri seseorang, seperti bagaimana pakaian atau tingkah lakunya di mata
orang lain.
2)
Imajinasi terhadap penilaian orang lain
tentang apa yang terdapat pada diri masing-masing orang. Misalnya, pakaian yang
dipakai.
3)
Perasaan seseorang tentang
penilaian-penilaian itu, seperti bangga, kecewa, gembira, atau rendah hati.
c.
Teori Diri Antisosial
Teori
ini dikemukakan oleh Sigmund Freud.
Dia berpendapat bahwa diri manusia mempunyai tiga bagian, yaitu id, superego, dan ego.
1)
Id
adalah
pusat nafsu serta dorongan yang bersifat naluriah, tidak social, rakus, dan
antisosial.
2)
Ego
adalah
bagian yang bersifat sadar dan rasional yang mengatur pengendalian superego terhadap id. Ego secara kasar dapat disebut sebagai akal pikiran.
3)
Superego
adalah
kompleks dari cita-cita dan nilai-nilai sosial yang dihayati seseorang serta
membentuk hati nurani atau disebut sebagai kesadaran sosial.
d.
Teori Ralph dan Conton
Teori
ini mengatakan bahwa setiap kebudayaan menekankan serangkaian pengaruh umum
terhadap individu yang tumbuh di bawah kebudayaan itu.
e.
Teori Subkultural Soerjono Soekanto
Teori
ini mencoba melihat kaitan antara kebudayaan dan kepribadian dalam ruang
lingkup yang lebih sempit, yaitu kebudayaan khusus (subcultural). Dia menyebutkan ada beberapa tipe kebudayaan khusus
yang memengaruhi kepribadian, yaitu sebgai berikut.
1)
Kebudayaan Khusus Atas Dasar Faktor
Kedaerahan.
2)
Cara
Hidup di Kota dan di Desa yang Berbeda.
3)
Kebudayaan Khusus Kelas Sosial.
4)
Kebudayaan Khusus Atas Dasar Agama.
5)
Kebudayaan Khusus Atas Dasar Pekerjaan
Atau Keahlian.
E. Tahap-tahap Perkembangan
Kepribadian
Tahap-tahap
perkembangan kepribadian setiap individu tidak dapat disamakan satu dengan yang
lainnya. Tetapi secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut.
a.
Fase Pertama
Fase
pertama dimulai sejak anak berusia satu sampai dua tahun, ketika anak mulai
mengenal dirinya sendiri.
b.
Fase Kedua
fase
ini merupakan fase yang sangat efektif dalam membentuk dan mengembangkan
bakat-bakat yang ada pada diri seorang anak.
Fase
ini berlangsung relative panjang hingga anak menjelang masa kedewasaannya
sampai kepribadian tersebut mulai tampak dengan tipe-tipe perilaku yang khas
yang tampak dalam hal-hal berikut.
1)
Dorongan-dorongan (Drives)
Unsur
ini merupakan pusat dari kehendak manusia untuk melakukan suatu aktivitas yang
selanjutnya akan membentuk motif-motif tertentu untuk mewujudkan suatu
keinginan.
2)
Naluri (Istinct)
Naluri
merupakan suatu dorongan yang bersifat kodrati yang melekat dengan hakikat
makhluk hidup.
3)
Getaran Hati (Emosi)
Emosi
atau getaran hati merupakan sesuatu yang abstrak yang menjadi sumber perasaan
manusia. Emosi dapat menjadi pengukur segala sesuatu yang ada pada manusia,
seperti senang, sedih, indah, serasi, dan yang lainnya.
4)
Perangai
Perangai
merupakan perwujudan dari perpaduan antara hati dan pikiran manusia yang tampak
dari raut muka maupun gerak-gerik seseorang. Perangai ini merupakan salah satu
unsure dari kepribadian yang mulai riil, dapat dilihat, dan diidentifikasikan
oleh orang lain.
5)
Inteligensi (Intellegence Quetient-IQ)
Intelegensi
adalah tingkat kemampuan berpikir yang dimiliki oleh seseorang.
6)
Bakat (Talent)
Bkat
pada hakikatnya merupakan sesuatu yang abstrak yang diperoleh seseorang karena
warisan biologis yang diturunkan oleh leluhurnya, seperti bakat seni, olahraga,
berdagang, berpolitik, dan lainnya.
c.
Fase Ketiga
Pada
proses perkembangan kepribadian seseorang, fase ini merupakan fase terkhir yang
ditandai dengan semakin stabilnya perilaku-perilaku yang khas dari orang
tersebut.
Pada
fase ketiga terjadi perkembangan yang relative tetap, yaitu dengan terbentuknya
perilaku-perilaku yang khas sebagai perwujudan kepribadian yang bersifat
abstrak. Setelah kepribadian terbentuk secara permanen, maka dapat
diklasifikasikan tiga tipe kepribadian, yaitu kepribadian normative,
kepribadian otoriter, dan kepribadian perbatasan.
1)
Kepribadian ini merupakan tipe
kepribadianyang ideal, dimana seseorang mempunyai prinsip-prinsip yang kuat
untuk menerapkan nilai-nilai sentral yang ada dalam dirinya sebagai hasil
sosialisasi pada masa sebelumya. Seseorang memiliki kepribadian normative
apabila terjadi proses sosialisasi antara perlakuan terhadap dirinya dan
perlakuan terhadap orang lain sesuai dengan tata nilai yang ada di dalam
masyarakat. Tipe ini ditandai dengan kemampuan menyesuaikan diri yang sangat
tinggi dan dapat menampung banyak aspirasi adri orang lain.
2)
Kepribadian Otoriter (Otoriter Man)
Tipe
ini terbentuk melalui proses sosialisasi individu yang lebih mementingkan
kepentingan diri sendiri dari pada kepentingan orang lain.
3)
Kepribadian Perbatasan
Kepribadian
ini merupakan tipe kepribadian yang relative labil di mana cirri khas dari
prinsip-prinsip dan perilakunya seringkali mengalami perubahan-perubahan,
sehingga seolah-olah seseorang itu
mempunyai lebih dari satu corak kepribadian. Seseorang dikatakan memiliki
kepribadian perbatasan apabila orang ini memiliki dualism budaya, misalnya
karena proses perkawinan atau karena situasi tertentu hingga mereka harus
mengabdi pada dua struktur budaya yang berbeda.
Peubahan
kepribadian :
Pengalaman
awal :
Sigmund Freud menekankan tentang pentingnya
pengalaman awal (masa kanak kanak) dalam perkembangan kepribadian. Trauma
kelahiran, pemisahan dari ibu adalah pengalaman yang sulit dihapus dari
ingatan.
Ciri-ciri bayi :
1.bayi dari umur 4 bulan sudah bias tengkureb, dalam jngka 1
thun lebih bayi bias mengijak bumi/berjalan.
2.Balita dari usia 3-4 thn sedang
mempelajari bahasa’y
sendiri dan bahasa orang dewasa yang dia pernah dengar di dalam lingkungan
hidup.
3.Kanak-kanak dari usia 5-6 thn sedang
menghetahui ilmu dasar untuk perkembangan otaknya supaya apa yang dia inginkan
tararah
4,Remaja dari usia 12-17 thn sedang
semaraknya mengenal pergaulan,emosianalnya belum stabil,tidak ingin diatur dan
agak susah dinasehati. Apa yang dia inginkan mereka ingin sangat memiliki .
5.Dewasa awal dari usia17-25 thn proses pematangan mengenal
jati diri sendiri ,memilih cita-cita yang dia inginkan misalnya: setelah saya lulus SMA saya akan melanjutkan
jenjang perguruan tinggi .
Dari usia 25-30 thn waktunya untuk
memilih pasangan yang terbaik dari yang paling baik.
6.Manula dari usia 30-60 thn terlihat
dari segi fisik dan sifatnya yang tidak bisa stabil dan melebihi anak kecil. misalnya
nenek itu sedang sakit nenek itu ingin diperhatikan layaknya seperti bayi.
Kesimpulan :
Konsep kepribadian merupakan konsep yang
sangat luas ,sehingga sulit untuk merumuskan satu definisi yang dapat mencakup
keseluruhanya.Kepribadian adalah organisasi factor-faktor
biologis,sosiologis,psikologis.yang mendasari prilaku seseorang.dari pengertian
yang dungkapkan oleh para ahli dapat kita simpulkan secara sederhana bahwa yang
dimaksud kepribadian(personality).
keren nie artikelnya,,
BalasHapusbisa-bisa,, kunjungi balik ea http://deddy99.blogspot.com/ supaya banyak teman ,,
makasih artikelnya, sangat membantu tugas saya..
BalasHapussalam kenal n mampir di blog saya juga ya?
artikelnya bagus . . .
BalasHapusKetahui potensi diri dan kepribadian dari arti nama, tanggal lahir dengan coba unduh ARC Bali Pro kami di PlayStore atau ingin tahu lebih jauh bisa baca blog kami di ARC Bali
BalasHapus