BAB
I
PENDAHULUAN
I.
Latar bekang
Konsep dari
pembuatan makalah ini adalah untuk mengoptimalkan pemanfaatan kebudayaan suatu daerah, adapun visi dan misi nya adalah:
v Mewujudkan
masyarakat Kota Kuningan lebih sejahtera melalui pariwisata Berbasiskan Sumberdaya alam, budaya, dan agama yang
lestari tahun 2012.
v Mengoptimalkan pemanfaatan potensi Pariwisata,
membangun kemitraan (sinergitas) dengan pemangku kepentingan (stakeholder) kepariwisataan.
v Membuka lapangan kerja , meningkatkan Daya
beli masyarakat, menjaga kelestarian alam dan budaya.
v Menjadi Kota Kuningan sebagai Daerah Tujuan
wisata (DTW) Di Jawa Barat yang aman, nyaman, dan di tenang.
II. Maksud dan tujuan
Maksud di
susunnya makalah ini adalah untuk memenuhi mata kuliah ISBD
Adapun tujuan
dari penyusunan karya tulis ini adalah sebagai berikut :
¨ Menjelaskan
Profil lembaga
¨ Mengenal
dan menjelaskan Adat istiadat suatu daerah
¨ Mengenal
dan menjelaskan wisata adat di suatu daerah
¨ Mengenal
dan menjelaskan seni budaya di suatu daerah
BAB II
A. Rumusan Masalah
Kabupaten
Kuningan juga sebagai wilayah yang berada di daerah Priangan
timur, kaya akan seni budaya Sunda yang khas, yang berkembang ditengah-tengah masyarakat, berbeda dengan wilayah Sunda bagian barat yang seni budayanya
sudah mulai memudar seiring dengan perkembangan zaman.
PROFIL LEMBAGA DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN KUNINGAN
Alamat : Jalan Raya Ciloa No.40 A Kramatmulya – Kuningan
Telp./Fax : 0232 –
871278
e-Mail : disparbudkng@yahoo.com
Website : www.wisatakuningan.com
PROFIL PIMPINAN
Nama
|
:
|
Drs. TEDDY SUMINAR
|
|
NIP
|
:
|
19600706 198303 1 012
|
|
Pangkat
|
:
|
Pembina Utama Muda/ IV c
|
|
Struktur Organisasi
- Kepala Dinas
- Sekretaris
- Kasubag Umum
- Kasubag Keuangan
- Kasubag Program
- Bidang Pengembangan Objek Wisata
- Seksi Pengembangan Sarana Wisata
2. Seksi Pengembangan Jasa dan Usaha Pariwisata
- Bidang Kebudayaan
- Seksi Kebudayaan dan Kesenian
- Seksi Sejarah dan kepurbakalaan
- Bidang Pemasaran
- Seksi Promosi dan Informasi
- Seksi Pengembangan SDM
- UPTD Pengelolaan Objek Wisata
- Kasubag TU UPTD Pengelolaan Objek Wisata
- Penanggung Jawab ODTW Waduk Darma
- Penanggung Jawab Taman Purbakala Cipari
- Penanggung Jawab Open Space Gallery
- Penanggung Jawab Gedung Perundingan Linggarjati
Visi
Mewujudkan
Masyarakat Kuningan Lebih Sejahtera Melalui Pariwisata Berbasiskan Sumber Daya
Alam, Budaya, dan Agama yang Lestari Tahun 2013
Misi
- Mengoptimalkan Pemanfaatan Potensi Pariwisata;
- Membangun Kemitraan (Sinergitas) Dengan Pemangku Kepentingan (Stakeholder) Kepariwisataan;
- Membuka Lapangan Kerja, Meningkatkan Daya Beli Masyarakat;
- Menjaga Kelestarian Alam Dan Budaya;
- Menjadikan Kuningan Sebagai Daerah Tujuan Wisata (Dtw) Di Jawa Barat Yang Aman, Nyaman, Dan Dikenang Wisatawan.
Tugas
Memimpin,
Mengoordinasikan dan Mengendalikan Dinas Dalam Melaksanakan Sebagian Urusan
Pemerintahan dalam bidang
Pariwisata dan Kebudayaan.
Fungsi
- Perumusan dan penetapan kebijakan teknis dibidang pariwista dan kebudayaan
- Pengoordinasian dan pengendalian pelaksanaan tugas dinas
- Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas
- Pemberian rekomendasi dan pelaksanaan pelayanan umum
- Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati
2). Wisata Adat
Upacara Seren Taun
Upacara seren taun adalah ungkapan syukur dan
do’a masyarakat sunda atas suka duka yang mereka alami terutama di bidang
pertanian selama setahun yang telah berlalu dan tahun yang akan datang. Seren
taun dilaksanakan setiap tanggal 22 Bulan Rayagung sebagai bulan terakhir dalam
perhitungan kalender sunda. Selain ritual-ritual yang bersifat sakral, digelar
juga kesenian dan hiburan. Dengan kata lain kegiatan ini merupakan hubungan
antara manusia dengan tuhan, dan juga dengan sesama mahluk atau alam baik lewat
kegiatan kesenian, pendidikan, dan sosial budaya. Upacara Seren Taun diawali dengan upacara ngajayak (
Menjemput Padi ), pada tanggal 18 Rayagung yang dilanjutkan dengan upacara
penumbukan padi dan sebagai puncak acaranya pada tanggal 22 Rayagung. Ngajayak
dalam bahasa sunda berarti menerima dan menyambut, sedangkan bilangan 18 yang
dalam bahasa sunda diucapkan “dalapan welas” berkonotasi welas asih yang
artinya cinta kasih serta kemurahan Tuhan yang telah menganugerahkan segala
kehidupan bagi umat-Nya di segenap penjuru bumi.
Puncak acara Seren Taun berupa penumbukan
padi pada tanggal 22 Rayagung juga memiliki makna tersendiri. Bilangan 22
dimaknai sebagai rangkaian bilangan 20 dan 2. Padi yang ditumbuk pada puncak
acara sebanyak 22 kwintal dengan pembagian 20 kwintal untuk ditumbuk dan
dibagikan kembali kepada masyarakat dan 2 kwintal digunakan sebagai benih. Bilangan 20
merefleksikan unsur anatomi tubuh manusia.
Baik laki-aki ataupun perempuan memiliki 20 sifat wujud manusia, adalah :
1. getih atau darah, 2. daging, 3. bulu, 4. kuku, 5. rambut, 6. kulit, 7. urat, 8.
polo atau otak, 9. bayah atau paru, 10. ari atau hati, 11. kalilipa atau limpa,
12. mamaras atau maras, 13. hamperu ataun empedu, 14. tulang, 15. sumsum, 16.
lamad atau lemak, 17. gegembung atau lambung. 18. peujit atau usus. 19. ginjal
dan 20. jantung.
Ke 20 sifat diatas menyatukan organ dan sel
tubuh dengan fungsi yang beraneka ragam, atau dengan kata lain tubuh atau
jasmani dipandang sebagai suatu struktur hidup yang memiliki proses seperti
hukum adikodrati. Hukum adikodrati ini kemudian menjelma menjadi jirim ( raga
), jisim ( nurani ) dan pengakuan ( aku ). Sedangkan bilangan 2 mengacu pada
pengertian bahwa kehidupan siang dan malam, suka duka, baik buruk dan
sebaginya.
Dalam upacara seren taun yang menjadi objek
utama adalah PADI. Padi dianggap sebagai lambang kemakmuran karena daerah
Cigugur khususnya dan daerah sunda lain pada umumnya merupakan daerah pertanian
yang berbagai kisah klasik satra sunda, seperti kisah Pwah Aci Sahyang Asri
yang memberikan kesuburan bagi petani sebagai utusan dari Jabaning Langit yang
turun ke bumi. Dalam upacara seren taun inilah dituturkan kembali kisah-kisah
klasik pantun sunda yang bercerita tentang perjalanan Pwah Aci Sahyang Asri.
Selain itu, padi merupakan sumber bahan makanan utama yang memiliki pengaruh
langsung pada ke-20 sifat wujud manusia diatas.
Dalam kesempatan Upacara Seren Taun kali ini
menampilkan, Damar Sewu merupakan sebuah helaran budaya yang
mengawali rangkaian upacara adat seren taun Cigugur. Merupakan gambaran manusia
dalam menjalani proses kehidupan baik secara pribadi maupun sosial. Tari Buyung yang merupakan tarian adat sunda yang
mencerminkan masyrakat sunda dalam mengambil air, Pesta Dadung merupakan upacara sakral masyarakat
dilaksanakan di Mayasih yang merupakan upaya meruwat dan menjaga keseimbangan
antara positif dan negatif di alam, jadi pesta dadung merupakan upaya meruwat
dan menjaga keseimbangan alam agar hama dan unsur negatif tidak menggangu
kehidupan manusia.
Ngamemerokeun merupakan upacara
sakral didalam tradisi Sunda Wiwitan yang masih dilaksanakan di daerah Kanekes
( Baduy ). Upacara ini berintikan “ mempertemukan dan mengawinkan “ benih padi
jantan dan betina. Selanjutnya Tarawangsa yakni
seni yang berasal dari mataram kira-kira abad ke XV, seni Tarawangsa disebut
juga seni jentreng, menginduk kepada suara kecapi, juga ada yang menamai seni
ngekngek, menginduk kepada suara tarawangsa. Mula-mula yang dipentaskan hanya
tabuhan kecapi dan tarawangsa saja, tapi disertai penari, agar lebih menarik
akhirnya Tarawangsa dilengkapi dengan tarian-tarian sederhana yang disebut tari
Badaya.
Pwah Aci atau yang lebih
dikenal dengan Dewi Sri merupakan tokoh yang telah melegenda dan memiliki daya
tarik tersendiri bagi masyarakat agraris khususnya tatar sunda. Tari Pwah Aci
merupakan salah satu seni tari spiritual yang di dalamnya tersirat ungkapan
rasa hormat dan bhakti kepada Sang Pemberi Hidup melalui gerak dan ekspresi.
Seribu Kentongan
merupakan acara penutup rangkaian acara di bukit Situ Hyang. lebih dari 1000
orang terdiri dari masyarakat dan anak-anak sekolah serta seluruh peserta
pendukung rangkaian acara seren taun menuju Paseban Tri Panca Tunggal ditutup
dengan 10 orang rampak kendang. Dimulai dengan pukulan induk oleh Ketua Adat
kemudian diikuti oleh ribuan peserta. Ini memiliki makna bahwa kentongan awi (
Bambu ) memiliki arti kita harus senantiasa ingat dan eling pada asal wiwitan
atau hukum adikodrati yang menentukan nilai kemanusian dan kebangsaan.
Dilihat dari sisi budaya, upacara adat seren
taun yang sudah berjalan tahunan di Kabupaten Kuningan ini, tentunya merupakan
hal yang dapat dibanggakan oleh masyarakat karena setiap helatan Seren Taun ini
dilaksanakan, dapat mendatangkan ribuan pendatang wisatawan domestik maupun
mancanegara.
Hanya saja dilihat dari sisi ekonomis belum
dapat memberikan efek ekonomi kepada masyarakat sekitar.
Sehingga merupakan tugas kita semua, dalam
setiap helaran yang rutin dilaksanakan setiap tahun ini dapat memberikan nilai
ekonomi yang fositif kepada masyarakat sekitar. Seperti contoh masyarakat
sekitar dapat membuat cendra mata khas Cigugur dan barang-barang yang mempunyai
nilai khas sehingga para pendatang mempunyai kenangan tersendiri terhadap
upacara seren taun ini dengan membeli barang tersebut. Semoga di tahun-tahun yang akan datang hal
ini dapat dimanfaatkan sebagai ajang peningkatan ekonomi masyarakat dan juga
meningkatkan dunia pariwisata masyarakat Kabupaten Kuningan. ( Bagian Humas
Setda Kabupaten Kuningan).
3). Seni dan Budaya
Sebagai wilayah yang berada di daerah
Priangan timur, kabupaten Kuningan
kaya akan seni budaya Sunda
yang khas, berbeda dari wilayah Sunda bagian barat. Berikut adalah seni budaya
yang berkembang ditengah-tengah masyarakat Kabupaten Kuningan:
1
|
Nama Kegiatan
|
:
|
Sapton dan Panahan Tradisional
|
Penyelenggara
|
:
|
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
|
|
Lokasi
|
:
|
Kuningan
|
|
Synopsis Kegiatan
|
:
|
|
|
Secara
etimologi dan historis, bahwa kegiatan Sapton dan Panahan Tradisional adalah
acara rutin setiap hari sabtu setelah kegiatan serba raga (sidang) yang
dilaksanakan disekitar istana kerajaan Kajene (Kuningan) dan mempunyai makna
yang dalam seperti heroisme, ketangkasan berkuda dan panahan dalam bela
negara serta kebersamaan antara pemerintah dengan rakyatnya. Dalam
upaya promosi kepariwisataan daerah dan pelestarian nilai-nilai
budaya tradisional daerah serta memeriahkan hari jadi Kuningan,
setiap tahun pada bulan September diselenggarakan Saptonan dan Panahan
Tradisional.
|
|||
|
|||
2
|
Nama Kegiatan
|
:
|
Seren Taun
|
Penyelenggara
|
:
|
Paseban Tripanca Tunggal (P. Djati Kusuma)
|
|
Lokasi
|
:
|
Cigugur-Kuningan
|
|
Synopsis Kegiatan
|
:
|
|
|
Upacara
Seren taun merupakan upacara masyarakat agararis adalah penyerahan hasil
panen yang diterima pada tahun yang akan berlalu serta salah satu media dalam
mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah yang
telah diterima seiring dengan harapan agar dimasa yang akan datang, hasil
panen seluruh anggota masyarakat dapat lebih melimpah lagi.
Penyelenggaraan dimulai dengan upacara ngajayuk (menyambut) pada tanggal 18
Rayagung, kemudian dilanjutkan pada tanggal 22 Rayagung dengan upacara
pembukaan padi sebagai puncak acara, dengan disertai beberapa kesenian
tradisional masyarakat agraris sunda tempo dulu, seperti ronggeng gunung,
seni klasik tarawangsa, gending karesmen, tari bedaya, upacara adat
ngareremokeun dari masyarakat kanenes baduy, goong renteng, tari buyung, angkulung
buncis doodog lonjor, reog, kacapi suling dan lain-lain yang mempunyai makna
dan arti tersendiri, khususnya bagi masyarakat sunda.
|
|||
|
|||
3
|
Nama Kegiatan
|
:
|
Kawin Cai
|
Penyelenggara
|
:
|
Desa Babakanmulya dan Desa Maniskidul
|
|
Lokasi
|
:
|
Jalaksana-Kuningan
|
|
Synopsis Kegiatan
|
:
|
|
|
Upacara
Adat Kawin Cai merupakan tradisi masyarakat Desa Babakanmulya Kecamatan
Jalakasana Kabupaten Kuningan untuk memohon air/turun hujan untuk mengairi
lahan pertaniannya serta kebutuhan hidup lainnya, dilaksanakan apabila
terjadi kemarau panjang atau sangat sulit untuk mendapat air antar bulan
September, dengan mengambil lokasi searah intinya disumber mata air telaga
balong Tirta Yarta pada malam Jum`at Kliwon yang pada pelaksanaannya selain
dihadiri dan diikuti oleh pamong desa. Tokoh masyarakat dan masyarakat desa
setempat juga oleh masyarakat desa tetangga yang lahan pertaniannya terairi
atau memanfaatkan air yang berasal dari sumber mata air telaga/ Balong Dalem
Tirta Yarta. Selesai berdo`a punduh/sesepuh desa mencampurkan air yang
diambil dari mata air telaga/ Balong Dalem Tirta Yarta dengan air yang
diambil dari mata air Cikembulan (Cibulan), inilah istilah yang dipakai
masyarakat sebagai Upacara Adat Kawin Cai yang intinya mengambil barokah air
dari dua sumber mata air.
|
|||
|
|||
4
|
Nama Kegiatan
|
:
|
Pesta Dadung
|
Penyelenggara
|
:
|
Desa Legokherang
|
|
Lokasi
|
:
|
Cilebak-Kuningan
|
|
Synopsis Kegiatan
|
:
|
|
|
Seperti
lazimnya kesenian tradisional lainnya kesenian ini tumbuh dan berkembang
secara turun temurun sejak abad ke XVIII. Kesenian ini lahir di kalangan
Budak Angon (Pengembala) yang intinya mengadakan syukuran setelah panen
menjelang musim tanam tiba, sekitar bulan September. Dikatakan “Pesta Dadung”
karena media yang digunakan dalam upacara yang sakral tersebut menggunakan
Dadung (tali pengikat leher Kerbau atau Sapi).
|
|||
|
|||
5
|
Nama Kegiatan
|
:
|
Sintren
|
Penyelenggara
|
:
|
LS. Dewi Supraba Pimp. DU. Sahrudin
|
|
Lokasi
|
:
|
Cibingbin-Kuningan
|
|
Synopsis Kegiatan
|
:
|
|
|
Sintren
adalah jenis kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang secara turun
temurun sejak ± tahun 1957. sintren berasal dari kata “ Sasantrian “ yang
pada mulanya kesenian ini adalah merupakan seni hiburan rakyat yang sering di
tampilkan pada sore hari sambil melepas lelah setelah seharian bekerja keras
di sawah. Pada pertunjukannya peran sintren harus dibawakan oleh seorang
gadis yang masih suci (belum adil balig). Begitu pula dengan pawang sintren
tidak boleh diperankan oleh orang sembarangan, akan tetapi harus dibawakan
oleh sesepuh semacam kiyai sehingga peran sintren yang sudah di ikat dalam
kurungan akan dapat berubah memakai pakaian sintren dalam keadaan
“Transparan”.
|
|||
|
|||
6
|
Nama Kegiatan
|
:
|
Cingcowong
|
Penyelenggara
|
:
|
Pimp. Narwita
|
|
Lokasi
|
:
|
Luragung-Kuningan
|
|
Synopsis Kegiatan
|
:
|
|
|
Cingcowong
adalah salah satu Upacara ritual untuk meminta hujan (zaman
dulu)upacara ini
dilakukan pada saat musim kemarau panjang ± 3 bulan tradisi awal Cingcowong atau uapacara ritual
ini dipercayi oleh masyarakat, khususnya Kecamatan Luragung setiap datang kemarau upacara ritual Cingcowong selalu
dilaksanakan agar lahan pertanian mereka terhindar dari kemarau dan turun
hujan.
|
0 komentar:
Posting Komentar