Diambil dari KELAS BAHASA INGGRIS on FB
Bismillaahirrohmaanirrohiim.
Assalaamu’alaykum warohmatullooh wabarokaatuh.
Beberapa waktu yang lalu ada yang bertanya padaku, “Bagaimana caranya bisa lancar berbahasa Inggris, Fi?” Pertanyaan begitu mungkin bisa kuatasi. Seperti di dokumen Tips Lancar Berbahasa Inggris.
Tapi bila ada yang bertanya, “Caranya suka sama bahasa Inggris, apa ya, Fi?”
Jujur, aku juga bingung menjawabnya. Mengapa ya, aku suka sekali dengan bahasa Inggris? @.@ Aku juga sebenarnya kurang paham. Mungkin karena dulu pernah diangkat “secara paksa dan tiba-tiba” sebagai ketua English Club di SMA. Serta-merta aku merasa bahwa seorang pemimpin harus mampu memimpin dengan tulen dan bijak. Kusadari bahwa bila benar aku adalah pemimpin orang-orang yang mau bisa berbahasa Inggris, maka aku harus membuktikan pada diriku sendiri bahwa aku harus pandai dulu untuk “memandaikan” orang lain. Hhe. #Geje
Ya, mungkin itulah sejarahnya mengapa aku jatuh cinta dengan bahasa Inggris, ialah “terpaksa”.
Selama hampir 20 tahun aku hidup dan sekitar 10 tahun aku mengenal dunia bahasa Asing ini, aku hanya ikut les sekali. Suplemen lainnya hanya berupa les wajib di masa UN SMP dan SMA. Jadi bisa dibilang intensitas belajarku di sekolah tidak tinggi. Selebihnya? Yang kulakukan hanya autodidak. Naah, terus mengapa ya, aku suka? Aku juga tidak tahu, mungkin seperti kata orang, jatuh cinta itu tidak butuh alasan, hhe. Begitupun, jika aku sudah jatuh cinta, maka apapun akan kulakukan (selama itu halal) untuk tetap dekat dan mengenal yang kucintai.
Misal, aku punya kamus Oxford yang gedhe, aku beli dari hadiah lomba debating SMA. Artinya itu kubeli dengan jerih payah. Uang penghargaan senilai 350 hampir kuhabiskan hanya untuk kamus itu. Sisanya kubelikan al-Quran. Akhirnya aku terlanjur sayang dengan kamus dan al-Quran-ku. Maksudnya apa, ya? Artinya karena sayang, aku lebih bersemangat menggali ilmu ini. Jadi rajin belajar al-Quran dan Oxford. Tidak lupa pula menyampulnya, membuka tiap halamannya dengan perlahan dan sangat hati-hati supaya tidak rusak. Hhe, lebay.
Misalnya lagi, aku sayang ayah dan ibuku. Sangat. Aku tidak punya alasan untuk membenci mereka. Tiap hari wajah ibu menari-nari di kepalaku, rindu yang membuncah di tiap tidurku. Jika ada pulsa aku selalu telpon ibu atau ayah. Ada masalah aku cerita pada ibu, menangis pun aku juga mengadu padanya. Karena ibu dan kakakku aku bisa bertahan di Jakarta ini. Alhamdulillaah, love ‘em much.
Atau, teman-teman yang mungkin sedang jatuh cinta, rasanya tidak berlebihan kalau aku bilang orang yang sedang dimabuk suka akan terus penasaran dengan yang disukai. Ingin tahu si dia sedang apa, apa kabarnya, dah makan belum, dan seterusnya. Karena sesungguhnya, bila kita sudah jatuh cinta tidak ada lagi yang bisa kita lakukan bila tidak kita kontrol perasaan itu. (Aku ngomong apa, ya? ==’)
''Sesungguhnya lubang jarum takkan terlalu sempit bagi dua orang yg saling mencintai,
adapun bumi takkan cukup luas bagi dua orang yang saling membenci.''
(Al-Khalil Ibn Ahmad)
Itulah.. Bila kita cinta, sudah menjadi kodrat bahwa kita harus selalu dekat dengan ia yang kita cintai. Bila kita mencintai bahasa Inggris, sesusah apapun meraihnya akan terasa menyenangkan. ^^ Aku juga sudah mengalami, cinta mati deh sama mbak English, hhe. Alay.
Lalu bagaimana dengan pertanyaan di atas? Caranya suka gimana? Inilah yang menjadi masalah, kadang kita banyaaak sekali alasan untuk membenci, ntah itu pada manusia (ups, jangan yaa. ^^) atau apapun (seperti matematika atau bahasa Inggris). Dan kita susaaah sekali mencari alasan untuk walau sekadar tidak benci. #Waduh, semoga tidak ada yang membenciku, hhe. Aamiin.
Karena aku juga tidak tahu, aku coba istirahat dulu menulis ini. Kupikirkan, apa ya kira-kira, yang bisa kutuliskan untuk membuat teman-teman suka dengan yang kusuka?
Setelah berhari-hari berpikir sampai tersakit-sakit ==’
Pikirkan Bahwa Bahasa Inggris Itu Menarik
Mengapa menarik? Karena dengan bahasa Inggris kita bisa menjelajah apa-apa yang tidak kita bisa. Contoh sederhana adalah saat kita bermain komputer (baca: coding -.-), seseorang yang mahir bahasa Inggris mampu mengartikan pesan-pesan di alat elektronik. Apalagi di perkuliahan, contohnya di kampusku, hampir tiap e-book atau buku beneran berbahasa Inggris. Buku tujuh mata kuliah di semester 5 ini tidak ada yang kutemui berbahasa Indonesia. Awalnya puyeng juga membaca bahasa Inggris teknikal. Tapi jika kita sudah mampu berbahasa Inggris, buat apa susah-susah cari terjemahan, toh? ;)
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu,
dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu…”
(QS. al-Baqarah : 216)
Bertemanlah Dengan Orang-orang yang Tertarik Dengan Bahasa Inggris (e.g : aku :p)
Loh? Kenapa nih? Aku adaptasi dari obat hati ketiga dari Opick, hhe. Ada haditsnya loh.
“Perumpamaan teman yang sholih dan teman yang buruk adalah ibarat penjual minyak wangi dan peniup tungku. Penjual minyak wangi bisa memberimu tanpa kita harus membeli, atau (paling tidak) engkau akan mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan peniup tungku bisa membakar pakaianmu atau engkau akan mencium bau busuk darinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Nah, ini coba kukaitkan dengan wacana kita. Kalau kita berteman dengan orang-orang yang punya kemauan keras dengan bahasa Inggris, sedikit banyak kita akan terkena BMJ antusias belajar. Contoh saja bila kita mendengar teman kita membaca al-Quran, lantunan indah dan kesungguhannya membaca al-Quran insya ALLAH akan menyentuh hati kita untuk menggiatkan hal yang sama. ^^
Mengapa orang Barat Pandai Bahasa Inggris?
This is a silly but really necessary question. Adalah wajar bila orang barat mahir dan lancar berbahasa Asing. Ya karena mother tongue-nya adalah English. Seperti kita yang tidak perlu lagi berpikir untuk berbahasa Indonesia, karena telah terbiasa dari bayi.
Orang barat itu tidak pernah belajar grammar seperti kita, loh. Bisa dibilang asal hantam. Terus kenapa kita harus minder? Menurutku, bila kita juga asal hantam, insya ALLAH bisa. Apalagi kalau kita menjadikannya bahasa sehari-hari walau sendirian (kayak aku, hhe). Kalau dah lumayan baru advance.
“..Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.” (QS. al-Isra’ 17: 11)
Ikhlaaas…
Sesuatu yang ditemui secara periodik akan menciptakan nilai rasa di hati. Jadi kalau kita masih merasa terlalu benci, cobalah perbaiki ikhlas kita. Mengapa sih kita pengen bisa bahasa Inggris? Apa hanya karena iri lihat teman yang bisa? Atau karena pengen pamer? Atau karena ambisi duniawi? Naah, inilah dasarnya.
Jika niat kita tulus, lillaahita’ala, merasa English itu perlu. Pikirkanlah bahwa dengan kebisaan, kita dapat memberi manfaat untuk orang lain, dan akan mengalir limpahan pahala bagai hujan dari-Nya. Aku rasa dengan begitu tidak ada yang bisa mengalahkan semangat kita. Insya ALLAH.
Ingat teman, belum bisa bahasa Inggris itu bukanlah kekurangan. Bukan pula keterbatasan, apalagi ketidakmungkinan. Memang ada orang yang dikaruniai ALLAH bakat cepat menguasai bahasa. Tapi bila belum usaha saja kita keburu mikir tidak bisa, tidak akan ada yang terjadi. v^^
Halangan dan rintangan, kelemahan fisik dan batin, adalah cara-Nya untuk membuat kita tetap dekat dengan-Nya, mengasah pedang semangat kita karena-Nya. Insya ALLAH.
Remember these as well,
“… Verify never will ALLAH change the condition of a people until they change it themselves (with their own souls)…” (QS. ar-Ra’d : 11)
“It’s not a difficulty makes you fear. But it’s a fright makes anything look difficult.”
And,
“I’m here for you. Text me if you need help. Please send me your mobile number via inbox/email to keep contacting with me offline. Insya ALLAH.”
Semangat belajar. ^^
0 komentar:
Posting Komentar