1)
Desentralisasi Manajemen Tenaga Kependidikan
Individu maupun organisasi dituntut dapat hidup
secara kreatif, responsive, dan inovatif. Kreatif karena individu dan
organisasi harus mencari cara terbaik untuk dapat ‘survive’ dalam usahanya
bersaing dengan individu dan organisasi lainnya. Responsif agar mendapatkan
sumberdaya yang terbaik dan memadai. Dan inovatif agar dapat meningkatkan
efisiensi, efektivitas dan produktivitas yang diinginkannya.
Individu maupun organisasi dituntut apat hidup
secara jujur, kreatif, responsive, dan inovatif dan transparan. Jujur karena
setiap individu dalam organisasi mempunyai moralitas, agama dan keyakinan,
serta komitmen; kretif karena individu dan organisasi harus mencari cara
terbaik untuk dapat ‘suvive’ dalam usahanya bersaing dengan individu dan
organisasi lainnya; responsif agar mendapatkan
sumberdaya yang tebaik dan memadai; inovatif agar dapat meningkatkan
efisiensi, efektivitas dan produktivitas yang diinginkannya; dan transparan
karena harus dipertanggungjawabkan.
Dikaitkan dengan persoalan pelaksanaan
desentralisasi dalam manajemen pendidikan, patut dicermati, bahwa paradigm yang
terulang dalam kitab UU.No.32/2004 didasarkan pada demokrasi pemerintahan,
pemberdayaan aparatur pemerintah dan masyarakat, serta peningkatan pelayanan
umum kepada masyarakat. Dan secara operasional, undang-undang tersebut menuju
kearah kemandirian segala lapisan masyarakat dalam segala aspeknya, termasuk
dalam bidang pendidikan. Persoalan yang mendasar yang patut dipertegas ialah
pihak-pihak yang harus berperan dalam pelaksanaan pendidikan. Sekalipun telah
disepakati bahwa pelaksanaan pendidikan merupakan tanggungjawab bersama antara
keluarga, masyarakat dan pemerintah. Akan tetapi bila dalam praktikannya lebih
didomonasi pihak pemerintah. Dengan sendirinya pihak-pihak yang paling
bertanggungjawab dalam kegagalan-kegagalan pencapaian tujuan pendidikan ialah
pemerintah.
→ Tugas Manajer
Pendidikan
Para manajer pendidikan pada tingkatan pengelola
sistem pendidikan nasional adalah seorang policy maker bagi segala kegiatan
yang harus dilakukan oleh orang-orang yang terlibat dalam kegiatan pendidikan,
baik dilingkungan organisasi sistem pendidikan, maupun pada lingkungan
organisasi satuan pendidikan. Demikian pula kegiatan-kegiatan yang menyangkut
substansi (bidang garapan) manajemen pendidikan sangat tergantung kepada
putusan-putusan yang ditetapkan oleh para manajer pendidikan sebagai pimpinan
dan penanggung jawab kegiatan manajemen.
Dengan demikian, upaya pencapaian tujuan
pendidikan nasional maupun tujuan kelembagaan sekolah akan banyak dipengaruhi
oleh keterampilan-keterampilan (skills) dan wawasan (vision) yang dimiliki oleh
manajer pendidikan dalam melaksanakan tugas, peranan dan fungsinya segabai
manajer pendidikan. Apabila para manajer pendidikan memiliki visi, wawasan, dan
kemampuan-kemampuan profesinal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tugasnya
sebagai pimpinan dan penanggung jawab penyelenggaraan pendidikan nasional, akan
memungkinkan tercapainya tujuan-tujuan yang diharapkan secara efektif.
2) Desentralisasi
Manajemen Pembiayaan Pendidikan
Pendidikan disamping mempunyai manfaat ekonomi juga
mempunyai manfaat sosial-psikologis yang sulit dianalisis secara ekonomi. Namun
pendekatan ekonomi dalam menganalisis pendidikan memberikan kontribusi
sekurang-kurangnya terhadap dua hal yaitu (1) Analisis efektivitas dalam arti
analisis penggunanaan biaya yang dimanfaatkan untuk mencapai tujuan-tujuan
pendidikan; (2) Analisis efisiensi penyelenggaraan pendidikan dalam arti
perbandingan hasil dengan sjumlah pengorbanan yang diberikan.
0 komentar:
Posting Komentar