BAB II
1)
PENGERTIAN
ORGANISASI
Organisasi didefinisikan secara bervariasi oleh para ahli yang dilihat dari
berbagai sudut pandang diantaranya :
Ø Menurut
Gibson, Ivancevich, dan Donelly
Organisasi sebagai
wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak
dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri. Definisi ini lebih
menekankan pada upaya peningkatan pencapaian tujuan bersama secara lebih
efektif dan efisien melalui koordinasi antar unit organisasi.
Ø Menurut
Stepen P. Robbins
Organisasi merupakan
kesatuan (Entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah
batasan yang relatif dapat diidentifikasi untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Definisi ini menekankan bahwa organisasi adalah suatu sistem sosial yang perlu
dikoordinasikan/perlunya manajemen, batasan organisasi akan berubah sebagaimana
tuntutan lingkungannya sehingga dikatakan “relatif”.
Ø Menurut
Oteng Sutisna
Organisasi merupakan
mekanisme yang mempersatukan kegiatan-kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan.
Defnisi ini menekankan pada mekanisme kerja dalam organisasi untuk mencapai
tujuan.
Dari berbagai definisi
diatas dapat disimpulkan bahwa Organisasi adalah suatu sistem interaksi antar
orang yang ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi, dimana sistem tersebut
memberikan arahan perilaku bagi antar anggota organisasi dengan lingkungannya
agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien.
2)
ASPEK-ASPEK
ORGANISASI
Aspek-aspek
dalam organisasi adalah komponen-komponen yang harus ada dalam suatu
organisasi. Keberadaan komponen ini sebagai pilar dari suatu organisasi. Artinya jika salah satu komponen organisasi
tidak berfungsi, maka organisasi akan
berjalan pincang atau sama sekali tidak berjalan. Dalam pandangan sistem
organisasi mengalami entrophy, yaitu kondisi dimana organisasi dikategorikan
hancur (dalam tanaman digambarkan sebagai kondisi layu).
O’Connor, T. Mengungkapkan
bahwa organisasi setidaknya harus memiliki empat komponen utama, yaitu: mission
(misi), goals (tujuan-tujuan), objectives (sasaran-sasaran), dan behavior
(perilaku). Keempat komponen ini dapat digambarkan sebagai berikut.
MISSION
GOALS
OBJECTIVES
BEHAVIOR
Ø Mission adalah alasan utama keberadaan suatu
organisasi.
Ø Goals
adalah tujuan-tujuan umum/divisi fungsional organisasi yang dihubungkan dengan
stakeholder organisasi.
Ø Objectives
adalah hasil/sasaran yang spesifik, terukur dan terkait dengan tujuan.
Ø Behavior
mengacu pada produktivitas dari tugas-tugas rutin pegawai, pertanggungjawaban
perilaku dalam pencapaian tujuan merupakan fungsi personalia.
Jika suatu organisasi tidak memiliki
misi dan objek yang akan dilaksanakan maka setiap anggota akan kebingungan dalam
mencapai tujuan organisasinya, hal ini menunjukan bahwa empat komponen
organisasi tersebut saling berkaitan satu sama lain sehingga tidak akan
berfungsi suatu organisasi jika salah satu komponennya hilang.
3)
JENIS-JENIS
ORGANISASI
Pekemabangan
kajian organisasi diawali dari kajian organisasi sebagai organisasi formal,
yaitu organisasi yamg didesain untuk mencapai tujuan bersama. Perkembangan ini
terus berlangsung dan berbagai studi keorganisasian terus dilakukan.
Perkembangan inilah pada akhirnya memunculkan organisasi informal sebagai
implikasi dari adanya organisasi formal.
A. Organisasi formal
Organisasi
formal adalah organisasi yang dicirikan oleh struktur organisasi. Keberadaan
struktur organisasi menjadi pembeda utama anatra organisasi formal dan
informal. Struktur dalam organisasi formal dimaksudkan untuk menyediakan
penugasan kewajiban dan tanggung jawab kepada personil dan untuk membangun
hubungan tertentu diantara orang-orang pada berbagai kedudukan. (Oteng Sutisna, 1993:207). Sekolah dasar merupakan
contoh sebuah organisasi formal.
Struktur
dalam organisaasi formal memperlihatkan unsur-unsur administratif berikut :
1)
Kedudukan struktur menggambarkan
letak/posisi setiap orang dalam
organsasi tanpa kecuali. Kedudukan seorang dalam struktur oragnisasi
mencerminkan sejumalah kewajiban sebagai bagian dari upaya pencapaian tujuan
dan hak-hak yang dimiliki secara formal dalam posisi yang didudukinya. Sebagai
contoh, kepala sekolah adalah salah satu contoh kedudukan dalam struktur
organisasi sekolah. Kedudukan sebagai kepala
sekolah ini mencerminkan adanya sejumlah kewajiban yang harus dilakukan
pemangku jabatan sebagai pimpinan dan manajer sekolah, juga mempelihatkan
adanya hak-hak yang diterima secar formal manakala seseorang menjabat sebagai
kepala sekolah.
2)
Hierarki/kekuasaan. Struktur digambarkan
sebagai suatu rangkaian hubungan antara satu orang dengan orang lainnya dalam
suatu organisasi. Rangkaian hubungan ini mencerminkan suatu hirarki kekuasaan
yang inheren dalam setiap kedudukan. Tanggung jawab merupakan suatu istilah
yang melekat dalam setiap kedudukan dan hirarki kekuasaan di dalam organisasi.
Adanya hirarki kekuasaan menunjukan bahwa pecapaian organisasi dibagi kepada
berbagai komponen organisasi diimplementasikan secara sinergi melalui hirarki
kekuasaan masing-masing yang dikoordinasikan dan dipimpin oleh manajer puncak.
Dalam organisasi persekolahan, hirarki kekuasaan tertinggi adalah kepala
sekolah.
3)
Kedudukan garis dan staf. Organisasi
garis menegaskan struktur pengambilan keputusan, jalan permohonan dan saluran
komunikasi resmi untuk melaporkan informasi dan mengeluarkan instruksi,
perintah, dan petunjuk pelakasanaan. Kedudukan garis ialah kedudukan yang
diserahi kekuasaan administrative umum dalam arus langsung dari tempat paling
atas ke tempat paling bawah. Kedudukan staf mewakili keahlian-keahlian khusus
yang diperlukan bagi berfungsinya kedudukan garis tertentu dengan pasti.
(Sutisna, 1993:208).
makasih gan sangat membantu
BalasHapus